tag:blogger.com,1999:blog-38165070532751842102024-03-12T18:07:54.775-07:00Coretan dari PelosokAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-50179194573513113652014-02-20T18:43:00.003-08:002014-02-20T18:43:58.674-08:00Pindah AlamatBlog ini belum diaktifkan, tulisan baru maupun lama bisa kawan-kawan temukan di blog : <a href="http://anuarsyukur.pinotaba.com/">http://anuarsyukur.pinotaba.com/</a><br />
<b>silahkan klik gambar ini</b> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://anuarsyukur.pinotaba.com/"><img alt="http://anuarsyukur.pinotaba.com/" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsy8j2UXsuo30ON_l1WOtgHfexoD8SkFbBElo17BpNcnmgULIqb5dNoEFQVSxMoX-vg19fQ1Jiy6QQxS53chuSWRkABqtXo0BebJ-9xib1NImfwoyH8WsQ-gKBzuTSM7la5eiIMppC0AA/s1600/Web+copy.jpg" height="166" width="640" /><span id="goog_1892871450"></span></a><span id="goog_1892871451"></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
blog ini merupakan sub dari web komunitas: http://pinotaba.com/<br />
<br />
Pinotaba merupakan singkatan dari Perhimpunan Putra Totabuan, sebuah komunitas masyarakat Bolaang Mongondow Raya yang berusaha mendorong kemajuan daerah dalam semua bidang--terutama terkait pendidikan, budaya dan lingkungan hidup.<br />
Pinotaban telah melakukan berbagai kegiatan (untuk jelasnya silahkan klik: <a href="http://pinotaba.com/galeri/?wppa-album=3&wppa-cover=0&wppa-occur=1"><b>Kegiatan Pinotaba</b></a>), pembuatan website ini merupakan penunjang.<br />
Anda bisa mempunyai blog di Pinotaba, untuk jelasnya silahkan hubungi
085340744144 atau 081252622425. Atau bisa juga kontak kami melalui
facebook: <a href="https://www.facebook.com/hery.elya?fref=ts"><strong>Hery Abudi Ayahnya Elya </strong></a>atau <a href="https://www.facebook.com/anuar.t.syukur"><strong>Anuar Totabuan Syukur</strong></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-35052769648200407342013-12-28T18:19:00.001-08:002013-12-30T18:00:07.830-08:00Mitos Mokodoludut 2<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if !mso]><img src="//img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 10.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: no;">Diangkat Menjadi Punu’</span></b></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEm7VSV1RZlAFVpzGltJJhcZZ0b6CVK3ZEptOrF2WhWN9tWHUrgZP5d2GKUBk8h9ZHtNdSG0P8tqoJy0SXmnyGgR6o-226ktgf_2krSOIxFwbh_ku563k_D7DttD6KQMPCW-fDuXp-BM8/s1600/air+ketuban+bayi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEm7VSV1RZlAFVpzGltJJhcZZ0b6CVK3ZEptOrF2WhWN9tWHUrgZP5d2GKUBk8h9ZHtNdSG0P8tqoJy0SXmnyGgR6o-226ktgf_2krSOIxFwbh_ku563k_D7DttD6KQMPCW-fDuXp-BM8/s320/air+ketuban+bayi.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bayi dengan selaput ketuban tipis</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Marousi -- Sebuah <span class="z3o23">foto</span> menakjubkan yang diposting seorang dokter di Yunani
terus membuat heboh hingga beberapa bulan setelah tanggal dipostingnya foto
itu. Dr. Aris Tsigris, seorang dokter kandungan di </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">kota</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> Marousi, arah timur laut </span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">kota</span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> <span class="z3o23">Athena</span>,
Yunani memposting sebuah foto bayi yang terlahir dengan ketuban utuh pada 11
Maret 2013 lalu di akun Facebooknya. (http://www.tempo.co/read/news/2013/06/08/060486642/Bayi-Ini-Lahir-dengan-Ketuban-Utuh)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Cukup
mengejutkan. Yang saya maksud “mengejutkan” di sini bukan karena proses
kelahirannya melainkan karena kehebohan yang ditimbulkan oleh ketika proses
kelahiran plus foto diposting oleh Dr. Aris. Awalnya saya menduga hal seperti
ini tak menghebohkan lagi. Dr. Aris mengatakan kelahiran seperti ini terjadi
per-80.000 kelahiran. Dengan banyaknya jumlah penduduk, kelahiran seperti ini
sudah banyak terjadi. Di Bolaang Mongondow Raya saja, minimal sudah ada 8
kelahiran seperti ini. Tapi toh tetap saja heboh, mungkin saat ini masyarakat
terlalu gampang heboh. Kita kembali pada masa telurnya Mokodoludut, ya jelas
saja masyarakatnya lebih heboh lagi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Kelahiran ini
dipandang sebagai keajaiban, selain sakit yang akan menderanya, anak yang lahir
ajaib ini juga dipandang punya keajaiban yang cenderung ke mistis. Dan
ajaibnya, pandangan ini masih bertahan sampai sekarang. Di bawah ini ada
beberapa komentar di Kaskus terkait keajaiban anak lahir ajaib ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.7pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.7pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">saya mau tanya tentang bayi yang lahir terbungkus, saya ada di kasih
tau sama pak de saya kalau bayi yang terbungkus itu bungkus nya mengandung
kekuatan magic untuk sang bayi. apa benar begitu.???</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.7pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.7pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">terus untuk orang yang lahir terbungkus itu apa mungkin memiliki bakat
untuk mendalami ilmu magic gtu yah.?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.7pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.7pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Menurut ibu saya, saya terlahir seperti kepompong, di balut kulit tipis
berwarna putih, dan saya tidak menangis. Setelah saya lahir kemudian bidan
membelah pembungkus tersebut, baru saya menangis seperti bayi2 pada
umumnya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Namun menurut ibu saya, tidak
ada <span class="b84ginbqggj9">ritual</span> apa2 waktu membelah pembungkus saya
itu (maklum ibu saya kuat agamanya), trus pembungkus saya itu di tanam gitu
aja. Tidak ada ritual apa2.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.7pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.7pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">mengenai bayi yang lahir bungkus (selubung di t4 saya
nyebut nya) mungkin bs benar memiliki kekuatan magic. klo soal bakat saya rasa
setiap org punya bakal asal rajin & benar2 belajar nya. dahulu sekali di
kelurga ibu saya ada sodara yang lahir bungkus menurut cerita ibu sodara yg
lahir selubung itu memiliki kebal fisik n keilmuan lain. biasa nya klo yang
lahir bungkus ini waktu belah selubung nya memang ada semacam ritual gt. misal
nya di belahnya pake benda-benda misal nya kuku, sapu lidi, ato gabah ato yg
lain. dan dimakankan selubungnya itu.(soal kpn mkn na krng tau krn bayi lom bs
mkn) dan ritual lain. klo orang itu kebal biasa nya kelemahan nya yaitu dengan
benda yang di pakai buat belah selubung itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.7pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.7pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Bayi lahir bungkus itu bayi yang dilahirkan dengan ketuban
yang tidak pecah. Seperti diketahui bahwa di dalam kandungan ibu bayi
dilindungi / dibungkus dengan air ketuban yang diluarnya terbalut selaput tipis
. Wkatu kelahiran normal selaput ini akan pecah siring dengan akan kelahiran
putranya, ditandai dengan keluarnya air ketuban dahulu ( maka orang jawa
menyebutnya dengan kakang kawah karena keluarnya duluan dibanding si bayi)
kemudian di susul dengan bayinya keluar kemudian terakhir keluar adalah ari ari
(maka disebut adi ari ari).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.7pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.7pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Lha bayi bungkus itu lahir tidak diawali dengan pecahnya
ketuban, hanya langsung lahir bersama / terbungkus dengan air ketuban tersebut.
Untuk membukanya/ membelah kalau di jawa biasanya menggunakan gabah ketan
hitam. Biasanya orang yang lahir bungkus tidak serta merta dilengkapi dengan
bakat sepranatural, kalau dianya tidak belajar dan meyakininya tentu juga tidak
bisa supranatural CMIIW.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.7pt; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.7pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">-<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">bayi yang lahir dengan masih ada kantung / terbungkus
ktubannya itu memang kebanyakan punya sesuatu yang lebih dan cuman ada 2
kemungkinan :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">1.
sangat beruntung, sangat baik, sangat disukai orang sekitar</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">contoh : temen
saya yang lahir dengan masih terbungkus ketuban selalu hoki kalo ikut kuis.
ikut apa aja nasib nya selalu mujur & baik. rejeki di tangan Allah semata,
dan saya ngga percaya 'kebetulan' karena temen saya itu kalo ikut kuis pertama
kali dan cuman nyoba sekali.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-align: justify; text-indent: 21.8pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">2.
sangat nakal, nasib buruk, dibenci orang sekitar</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">contoh : nah ini
temen saya yang cerita, anak di kampungnya di kalimantan ada yang lahir dengan
masih terbungkus ketuban. anaknya nakal, ngelawan orang tua, suka mencuri &
dijauhin sama orang kampungnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Sebenarnya masih
banyak komentar lain tapi paling baik jika dituntaskan saja penasarannya dengan
mengunjungi <a href="http://archive.kaskus.co.id/thread/900159/30">http://archive.kaskus.co.id/thread/900159/30</a>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Di zaman dunia
seperti dilipat sekarang ini saja, pandangan bahwa bayi yang lahir berselaput
mempunyai keajaiban masih ada, terlebih pada masa lalu. Orang Mongondow tentu
tak bisa melepaskan diri dari pandangan ini. Bagi saya, pandangan ini manusiawi
saja. Proses yang ajaib akan melalui rentetan pandangan yang ajaib.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Menjadikan
Mokodoludut sebagai Punu’ pertama yang diiringi dengan sumpah setia pada
anak-cucunya yang terpilih menjadi Punu’ menurut saya sangat wajar. Bahkan
seandainya pun Mokodoludut disembah sebagai Tuhan, masihlah wajar ketika kita
mencoba berada pada masa itu—tapi orang Mongondow sudah punya Tuhan sendiri
yang disebut Ompu Duata. Kita tentu tak bisa memaksakan pemahaman pada waktu
itu dengan pemahaman masa kini. Pun kita tak bisa memaksakan otak buku kita
dengan pemikiran para pendahulu itu. Walau kita sudah merasa Profesor sekalipun,
kita tak bisa memaksakan.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-83022045641514177142013-12-28T07:29:00.002-08:002013-12-30T18:00:48.457-08:00Mokodoludut Mitos? (1)<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if !mso]><img src="//img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]--><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://pinotaba.com/wp-content/uploads/2013/12/Bayi-lahir-dengan-selaput-ketuban-utuh-di-Yunani.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="184" src="http://pinotaba.com/wp-content/uploads/2013/12/Bayi-lahir-dengan-selaput-ketuban-utuh-di-Yunani.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Orang Mongondow
kebanyakan kurang serius dalam membahas berbagai persoalan, termasuk yang
terkait dengan dirinya. Selalu saja ada canda. Termasuk ketika membahas tentang
Mokodoludut. Namun ada candaan yang membuat kita jadi merenung. Ini dari teman
yang dengan entengnya berujar : <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Untung
Ina' Lie lupa bahwa Ama' Lie menemukan telur, kalau dia tidak lupa dan telur
itu jadi digoreng pasti sejarah Mongondow tidak akan ada</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Maksud dari
teman ini adalah telur yang dalam pengkisaan dinyatakan menetas dan ternyata
hasilnya adalah manusia yang kemudian diberi nama Mokodoludut. Penamaan
Mokodoludut sendiri karena saat telur menetas terjadi suara gemuruh.
Mokodoludut kemudian menjadi pemimpin pertama di tanah Mongondow dengan gelar
Tompunu'on Moloben yang saat ini lebih disingkat Punu'. Jika telur itu jadi di
rebus atau digoreng maka lenyaplah Mongondow dan sejarahnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Tapi, apakah
seorang pembentuk peradaban bisa dinyatakan demikian? Sang teman jelas bercanda
dan sebagai sesama orang Mongondow sangat dipahami. Tapi ada juga yang mencoba
menganalisis serius dengan mempergunakan bermacam perangkat pengetahuan dengan
menyebut Mokodoludut ini sebagai mitos. Mitos adalah barang ciptaan yang
sebenarnya tidak ada. Sama saja dengan mengatakan bahwa Mokodoludut tidak ada
yang akhirnya Mongondow tidak ada. Masalahnya, yang mengatakan mitos ini sama
sekali tak bercanda. Wah, bahaya!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Mengingat dampak
pemitosan Mokodoludut maka wajar jika banyak yang marah pada orang yang
menjadikannya sebagai mitos. Bahkan wajar jika okol lebih banyak bicara
dibandingkan akal. Lha, eksistensi satu orang saja dihilangkan akan memunculkan
pertumpahan darah, apalagi satu komunitas yang dihilangkan. Tapi karena yang
memitoskan serius sehingga perlu penyikapan yang serius juga tinimbang menjitak
kepalanya, pun untuk menampakan bahwa orang Mongondow bukanlah bangsa yang tak
beradab maka baiklah disikapi dengan akal dulu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Memang ada
banyak cela dari pengkisaan tentang Mokodoludut ini. Selain hanya dari mulut ke
mulut, masyarakat sekarang mencoba memahami ini dari kacamata kekinian (walau
tak jarang ada juga yang tak menggunakan analisa kedisinian tapi mengentalkan
kekinian). Pemahaman kekinian menganggap pernyataan "A" sudah pasti
"A" tanpa memperhitungkan bisa saja terselip "B" dari pernyataan
itu. Satu contoh ketika disebutkan "senjata" maka banyak yang akan
berpikir itu pasti "pistol" atau "senapan", padahal
"batu" juga bisa menjadi senjata. </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Ada</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> yang menyebut
ini kepastian ilmiah, saya menyebutnya belenggu ilmiah. Dan belenggu ilmiah itu
yang terjadi pada Mokodoludut ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Telur adalah
telur, karena itu sang teman yang bergurau itu benar-benar membayangkan bahwa
itu telur yang bisa digoreng atau direbus. Beberapa pengkisahpun nampaknya
membayangkan seperti itu sehingga ada yang menulis "Ina' Lie selalu lupa
memasak telur itu sampai akhirnya meletus dan ternyata didalamnya ada bayi
manusia". Padahal kalau kita mau berpikir ilmiah juga maka akan timbul
banyak tanda tanya dari telur ini. Alam sadar kita pasti akan memikirkan telur
itu luar biasa besar mengingat Mokodoludut berperawakan normal--tidak kerdil
seperti umumnya manusia yang kecil ketika lahir. Telurnya bisa jadi sebesar
telur dinosaurus, namun akal kita pasti akan menolak karena sudah tak ada lagi
dinosaurus pada masa itu. Jadi, kalau mau dikaji secara ilmiah itu pasti bukan
telur.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Sebenarnya tanpa
mengkerutkan kening kita akan tahu itu bukan telur, dengan berprasangka baik
pada para pendahulu diyakini penemu telur yaitu Ama' Lie dan Ina Lie pun tahu
bahwa itu bukan telur--toh kita tak boleh berburuk sangka dengan memberi cap
orang bodoh pada pendahulu kita. Jadi, mahluk yang ditemukan itu hanya
menyerupai telur saja. Dalam bahasa Mongondow dinyatakan "Na' natu"
"Notongkai in natu", rupanya dalam perjalanannya kata “Na’” atau
“Notongkai in” telah menghilang, mungkin tanpa disengaja karena keasyikan dalam
mengisahkan. Dalam kisah yang dituturkan secara mkm (mulut ke mulut) seperti
ini sangat wajar kalau ada kata yang hilang, tak perlu ada yang dicurigai.
Namun pengkisaan ini masih bisa ditelusuri dan diluruskan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Di dunia
kedokteran, bayi yang lahir seperti telur ini sudah fenomena biasa walau jarang
terjadi. Pertengahan tahun 2013, ditemukan bayi yang lahir seperti ini di
Yunani. Bayi lahir benar-benar masih dalam balutan selaput ketuban dan
bentuknya benar-benar seperti telur. Bayi yang lahir masih terbungkus selaput
ketuban ini akan sakit-sakitan jika penanganannya tidak baik. Mokodoludut di
dalam kisah, 7 hari baru selaput ketuban yang dia bawa saat lahir pecah. Dia
sakit-sakitan yang menghasilkan ritual pengobatan ala Mongondow. Sampai pada
taraf ini, kita bisa meyakini bahwa tak ada penyimpangan dalam proses lahirnya
Mokodoludut. Dia manusia biasa yang proses kelahirannya luar biasa sehingga
menggemparkan semesta Mongondow. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Proses kelahiran
semacam ini sangat langka. Menurut </span><span style="font-size: 10.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: no;">Dr Aris Tsigris yang
menangani proses kelahiran di Yunani, peristiwa langkah ini hanya terjadi
sekali dalam 80.000 kelahiran. Jika kita kembalikan pada masa lalu, dengan
jumlah penduduk yang masih sangat sedikit maka bisa kita duga (walau tentu tak
bisa kita pastikan) bahwa proses kelahiran seperti ini pertama kali terjadi di
tanah Mongondow. Dan ini akan berdampak pada sejarah Mongondow selanjutnya yang
menempatkan sang putera dari telur, Mokodoludut, dan anak-cucunya sebagai
pemimpin.</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-82319499418377134222013-09-06T14:06:00.000-07:002013-12-30T18:03:14.483-08:00Perlunya Pengukuhan Kisinungkudan <div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWDH6BLAAQcix1bU76XehutE1mN1GhME3oYBXp7FZkjekSqe3r1MrpU_Xj-daCLmhgCRfnYDdxj0gHL89F-rXNGHJsBuH8KgGJCRG33nGHTbYVV5yGxocFyGogfChyphenhyphenkrhLDx2SmY9IhJI/s1600/tongkat.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWDH6BLAAQcix1bU76XehutE1mN1GhME3oYBXp7FZkjekSqe3r1MrpU_Xj-daCLmhgCRfnYDdxj0gHL89F-rXNGHJsBuH8KgGJCRG33nGHTbYVV5yGxocFyGogfChyphenhyphenkrhLDx2SmY9IhJI/s320/tongkat.jpg" width="193" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]--><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Adat bo oadatan, adat bo atorang</span></i><span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;"> sampai ke <i style="mso-bidi-font-style: normal;">dia’ ko ada-adat</i> merupakan kalimat yang sering muncul dari bibir
sebagian besr masyarakat Bolmong Raya. Saya pribadi tidak yakin bahwa seringnya
kalimat ini diucpkan berarti masyarakat masih hidup dalam alam yang beradat
istiadat seperti masa lalu. Kalimat-kalimat ini sepanjang yang saya lihat
nyaris sama dengan lagi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Miras</i> dari
Rhoma Irama yang kita dengarkan dengan penuh penghayatan sambil bergoyong dan
boto cap tikus di tangan kanan. Kalimat-kalimat ini bagaimanapun harus kita
akui dengan sedih bhwa dia belum meresap ke hati, dia hanya diucapkan begitu
saja dan denting suaranya sekalipun langsung membumbung ke langit ke tujuh
tanpa ada jejaknya di bumi—nyaris sama dengan asap kebakaran yang menghebohkan
namun asap itu tak pernah bertahan lama di tempat kejadian. Meliht kondisi ini,
saya memandang wajar jika ada masyarkat yang memndang di bumi para Bogani ini
sudah tidak beradat istiadat sehingga tanahnyapun tak bisa lagi digolongkan
dalam wilayah dat dan hukum-hukum adat tak lagi mengikat.</span></div>
<a name='more'></a>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Namun seringnya pengucapan kalimat-kalimat
diatas menandakan bahwa adat pernah ditegakan di BMR, setidaknya para orang tua
kita pernah mengalami hal itu. Karenanya kalimat-kalimat diatas oleh para
pengucapnya dipandng sakral sehingga selalu diucapkan dalam melihat suatu
persoalan. Bahkan ada dari para pengucap yang rata-rata sudaah sepuh ini yang
berkeyakinan bahwa BMR pernah jaya ketika adat istiadat benar-benar ditegakan.
Dengan begini, kita patut bersyukur masih ada orang tua kita yang melontarkan
kalimat-kalimat diatas. Ini berrti jejak yang ditinggalkan masa lalu kita
belumlah terlalu tertimbun oleh kehidupan masa kini sehingga kita bisa kembli
menelusurinya. Kalau pun bukan untuk kejayaan kita maka minimal kita bisa
bernostalgia krena kehidupan masa lalu kita merupakan bagian dari sejarah suatu
peradaban.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Terkait dengan itu, persoalan Ki Sinungkudan
atau orang yang diberi tongkat merupakan bagian dari kalimat-kalimat di atas.
Dalam khasana budaya Bolmong, tongkat merupakan penopang, penunjuk arah juga
merupakan bagian dari kebijaksanaan. Ki Sinungkudan sesungguhnya melekat pada
eksekutif atau kalau tidak salah adat kita sebut saja Kinalang. Saya katakan
“kalau tidak salah adat” karena yang disebut Kinalang sendiri bukan sekadar
eksekutif tapi juga terikat dalam aliran dari turunan Mokodoludut. Hal ini akan
menarik untuk dibahas, terutama dalam merevisi atoeran-atoeran tempo doeloe
sehingga bisa sesuai dengan zaman. Tapi nantilah hal ini kita bahas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Kembali ke Ki Sinungkudan, gelar ini memang
langsung melekat pad siapapun yang terpilih menjadi top eksekutif. Tanpa
dikukuhkan pun top eksekutif tetaplah Ki Sinungkudan. Tapi menurut saya, nilai
positifnya akan lebih besar jika dilakukan pengukuhan. Ki Sinungkudan adalah
simbol, tentu penyimbolannya semestinya diketahui dan disaksikan oleh
masyrakat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Pokok dari pengukuhan Ki Sinungkudan
sebenarnya adalah dodandian. Mungkin tidak tepat kalau disebut dodandian
Paloko-Kinalang mengingat saya belum bisa memastikan apakah eksekutif sekarang
(baik Bupati, Walikota dan Insya Allah Gubernur Provinsi Bolaang Mongondow Raya
nanti) bisa disebut Kinalang. Namun jelas-jelas eksekutif adalah Ki
Sinungkudan. Sementara wakil rakyat dalam pengertian adat tak bisa lain tetap
disebut Paloko. Karena itu, dalam pengukuhan Ki Sinungkudan bisa juga acara
intinya adalah DODANDIAN PALOKO – KI SINUNGKUDAN.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Sesungguhnya, menurut hikayat, dodandian yang
kemudian lebih dikenal dengan dodandian Paloko-Kinalang telah terjadi sejak Damopolii
menjadi Punu’ dipenghujung tahun 1400-an, dodandian ini kemudian direvitalisasi
oleh Tadohe tahun 1600, dan jika jadi pengukuhan Ki Sinungkudan ini berarti
perlu 400 tahun lebih untuk mengembalikan dodandian. Suatu monumen tanpa benda
tapi sangat berharga bagi daerah. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Inti dari dodandian sebenarnya adalah saling
menguatkan antara rakyat dan pemerintah. Karena itu, Insya Allah pengukuhan Ki
Sinungkudan akan menjadi awal yang baik bagi Ir. Hj. Tatong Bara sebagai Walikota
pilihan rakyat yang juga selaku Ki Sinungkudan di Kotamobagu dan Drs. Hi.
Jainudin Damopolii sebagai Wakil Walikota. Bagaimanapun pengukuhan ini akan
memperkuat top eksekutif secara adat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Akhirnya, tulisan ini hanyalah sekadar
sumbang saran yang terbuka untuk direnungkan dan didiskusikan. Bagi saya,
pengukuhan Ki Sinungkudan ini tentu saja perlu, bahkan bisa dikatakan penting
mengingat kondisi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">adat bo oadatan</i>
yang ada di daerah kita. Saya berharap dari pengukuhan Ki Sinungkudan ini akan
dimulai penguatan budaya di Bolaang Mongondow Raya yang dimulai dari Kotamobagu
sebagai pusatnya orang Kota. Tapi tentu saya sadar juga bahwa tidak semua
berpikiran yang sama. (<b>Anuar Syukur, intau Bolaang Mongondow</b>)</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-81656827199428644842013-08-31T23:44:00.001-07:002013-09-01T03:11:12.074-07:00Bupati Dijebak?<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbGbORS5jl_2uqhnE4y7nbnhL8JvrEhtfsCGIHLtwzaDoxWFP7YfHK7j8IbnPhyphenhypheno8Cr57Ns1M__UVowxGGr3ZvVREFFljZ5dLHELXDcwMd2wEbI3U-sAAO0DPmIsaPhT-ep9greA9_P2M/s1600/pasam.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbGbORS5jl_2uqhnE4y7nbnhL8JvrEhtfsCGIHLtwzaDoxWFP7YfHK7j8IbnPhyphenhypheno8Cr57Ns1M__UVowxGGr3ZvVREFFljZ5dLHELXDcwMd2wEbI3U-sAAO0DPmIsaPhT-ep9greA9_P2M/s200/pasam.jpg" width="200" /></a></div>
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]--><span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Dugaan Ketua KNPI Bolmong, Anhar Pasambuna, bahwa
Bupati Bolmong Salihi Mokodongan dijebak sangat cukup mengagetkan. Memng ini
hanya dugaan saja, belum bisa dibuktikan kebenarannya. Namanya juga dugaan,
tentu perlu waktu dan cara tersendiri untuk membuktikan. Anhar tentu saja tidak
dapat disalahkan dalam berargumentasi karena dia pun punya indikator-indikator
untuk memperkuat argumentasinya. Dan itu hak beliau dalam mengkritisi berbagai
persoalan, terutama di wilyah beliau. Saya pun tak tertarik untuk membuktikan
dugaan Anhar tersebut, tentu ada pihak lain—misalnya Kepolisian—yang memang
didesak sejak lama untuk menyelidiki disclaimer di Bolmong yang menjadi muasal
dugaan Anhar ini. Saya justeru tertarik dengan helaan dari dugaan Anhar.</span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;"></span><br />
<a name='more'></a><span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Dijebak mungkin sama saja dengan diakali, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">inakalan </i>dalam Mongondow. Karena itu dua
kata ini tersebar dalam artikel ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Sesungguhnya Bupati merupakan figur pilihan,
dia tak hanya disebut figur pilihan karena dipilih oleh rakyat melainkan karena
dia memang memenuhi syarat untuk jadi pilihan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
seorang pemimpin memang sudah ditentukan atau dipilih oleh Tuhan sendiri dari
sekian banyak hamba-Nya. Pernyataan terakhir ini sangat debatable tapi mungkin
bukan di sini ruangnya. Lha, sosok pilihan—di mana bahkan kebijaksanaan Tuhan
ikut menentukan—kok bisa dijebak atau diakali alias <i style="mso-bidi-font-style: normal;">inakalan</i>?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Bawahan juga kok bisa-bisanya menjebak Bupati
yang merupakan sosok pilihan. Apa mereka tidak takut pada atasan mereka? Apa
mereka tak punya rasa sungkan? Apa mereka tak terarahkan dengan kharisma dan
wibawa sang atasan? Mungkin ada juga yang akan bertanya : Apa sang atasan punya
kharisma dan wibaawa? Lha kalau sang atasan tidak punya kharisma dan wibawa kok
bisa jadi atasan? Lucu!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Okelah, ini memang konsekwensi demokrasi. Negara
kita yang demokratis ini saya pandang sebagai ‘negara aturan’, argumentasi
selalu saja didasarkan pada aturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
bagaimana syarat-syarat menjadi sosok pilihan. Syarat-syarat dalam aturan
perundang-undangan ini seperti tapisan gajah, siapa pun bisa lolos. Tak
mengapa, memang ini sistem yang kita pilih. Tingkat kecerdasan yang
memungkinkan seseorang tidak dijebak tak perlu diperhitungkan, kharisma dan
kewibawaan pun tak usah terlalu diperhatikan, kalau memang itu tak
dipersyaratkan oleh aturan perundang-undangan. Bahkan kalau tidak ada
pembatasan bahwa hanya manusia disuatu wilayah negara di mana aturan
perundang-undangan itu berlaku yang dapat menjadi sosok pilihan, semua ciptaan
Tuhan mulai dari binatang dan tumbuhan dan benda, juga semua kreasi manusia
mulai dari boneka dan robot dan lainnya, biarlah mereka juga diberi peluang
untuk menikmati alam demokrsi ini. Toh jika pun semua berpeluang maka tim
sukses yang akan menentukan kemenangan seorang kandidat. Tanpa dukungan tim
niscaya kandidat akan dipilih.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Saya tak tahu sejauh mana tanggung jawab tim.
Istilah ‘tim sukses’ setidaknya mempunyai dua makna yang terkait dengan capaian
kandidat. Ada yang memandang tanggung jawab tim hanya menyukseskan seorang kandidat
sampai terpilih tapi ada juga yang merasa bertanggung jawab sampai kandidat
yang mereka usung sukses memimpin setelah terpilih. Tentu di luar dari itu ada
juga tim yang merasa harus mendapat proyek atau jabatan setelah kandidat yang
mereka usung terpilih.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Tetu saya berharap tim tak hanya mensukseskan
terpilihnya seorang kandidat tapi juga mengawal jalannya pemerintahan ketika
kandidatnya terpilih. Salah satunya agar pemimpin terpilih tidak terjebak
seperti yang diduga oleh Anhar. Kekritisan dari tim sangat diperlukan, bukan
sekadar menutupi perbuatan buruk sang terpilih tapi juga memproteksi agar sang
terpilih tak melakukan perbuatan buruk—termasuk dijebak. Jika sang terpilih tak
mau juga mendengarkan sehingga tetap terjebak, mungkin sudah saatnya bagi tim
untuk memutar arah panah. Bagaimanapun, tim punya tanggung jawab pada diri
sendiri, masyarakat dan Tuhan. (ATS)</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-85853096220877403622013-08-19T05:07:00.000-07:002013-08-19T05:07:12.680-07:00Manajemen Potensi<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]--><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBUF61KZgJSwD8TFneIVUZOMj_IacXvhYZ8uImSxN3-dcYB0XHBBmuM2YqAKo51uLPk3xdfLKf7mrGxTX_6SwvRZMWsoT2pzyp8cvgxBExRczI5AErhzDzeDopTMrsv_NVrDijNmSkyYY/s1600/consulting.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBUF61KZgJSwD8TFneIVUZOMj_IacXvhYZ8uImSxN3-dcYB0XHBBmuM2YqAKo51uLPk3xdfLKf7mrGxTX_6SwvRZMWsoT2pzyp8cvgxBExRczI5AErhzDzeDopTMrsv_NVrDijNmSkyYY/s320/consulting.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Maha suci Tuhan yang telah menciptakan
keragaman. Dia tak hanya menciptakan hal yang berpasangan seperti siang-malam,
terang-gelap, lelaki-perempuan, pemangsa-dimangsa, penguasa-rakyat,
kaya-miskin, penindas-ditindas, dan lainnya. Bahkan dalam diri manusia, Tuhan
menciptakan keragaman yang merupakan potensi. Ada pelukis, ada penulis, ada
tukang, ada pemikir, ada orang berpisik kuat, dan lainnya. Dari sini akan
terbagi-bagi lagi. Ada pelukis alam, karikatur, abstrak, dan lainnay. Ada
penulis artikel, puisi, cerita, dan lainnya. Ada tukang bangunan, perabot,
tukang mesin, dan lainnya. Ada pemikir ekonomi, politik, sosial, alam, dan
lainnya. Yang berpisik kuat bisa jadi tentara, polisi, dan lainnya.</span></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Di lingkungan akademik telah timbul kesadaran
akan keberagama manusia ini. Karena itu munculah kotak-kotak yang disebut
jurusan di Sekolah Menengah Atas, dan yang lebih nyata akan kita lihat pada
Sekolah Menengah Kejuruan. Di Perguruan Tinggi kotak-kotak ini lebih rumit lagi
dengan adanya kotak besar yang disebut fakultas yang didalamnya ada kotak lebih
kecil yang disebut jurusan dan kotak lebih kecil lagi yang disebut konsentrasi.
Memang kita sadar pengetahuan tidak bisa di kotak-kotak seperti brankas. Kita
harus membuat pintu-pintu di kotak itu agar antar kotak masih bisa berhubungan.
Dari sinilah dihasilkan sumberdaya manusia (sdm) yang telah terspesialisasi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Dengan potensi yang beragam ini bisa
dipastikan setiap pekerjaan akan ditangani oleh orang yang tepat karena setiap
orang akan mengisi kotak-kotak yang telah ada dalam kehidupan. Semua akan
melakukan fungsi sesuai dengan potensi yang dia punyai. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Kata orang bijak, hasil terbaik dan optimal
dari suatu pekerjaan adalah ketika pekerjanya tidak melakukan karena terpaksa.
Bekerja berdasarkan potensi tak hanya akan mengoptimalkan hasil tapi akan
memunculkan inovasi. Sayidina Ali bin Abi Thalib mengatakan berikanlah pekerjaan
pada ahlinya niscaya akan kalian rasakan kemajun, namun jika tidak maka
tunggulah kehancuran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Pemanfaatan keberagaman potensi ini akan
membawa kita pada kemajuan. Kita akan melihat bangunan yang megah melebihi
kemegahan Yunani, Romawi, Persia, Mesir dan lainnya. Kita akan merasakan
kemakmuran yang akan melebihi kemakmuran bangsa-bangsa sebelum kita. Kita akan
mengecap kemajuan pengetahuan melebihi yang telah pernah ada.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Bisa kita bayangkan jika pekerjaan diberikan
berdasarkan potensi yang ada. Saya meyakini tak akan ada antrian panjang
pencari kerja seperti yang biasa kita lihat, tak akan ada perebutan jatah CPNS
seperti yang kita lihat beberapa bulan lalu, tak akan ada sogok-menyogok, dan
lainnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Namun tak semua kita berpikir sama.
Perekrutan PNS tetap saja menjadi bahan perebutan, sogok-menyogok menjadi
pemandangan yang lumrah, suatu pekerjaan/jabatan seperti dilelang, para pencari
kerja/orangtuanya/keluarganya sangat sibuk menjilat penentu kebijakan agar
pencari kerja tersebut mendapat pekerjaan. Kolusi dan nepotisme dalam lapangan
kerja masih jadi prioritas. Walhasil, pembangunan yang kita lihat seperti
sekarang. Memang belum mengarah kekehancuran tapi kita stagnan. Kita baru
berlari di tempat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Seorang yang kabarnya tamatan IPDN dalam
suatu diskusi di taman Kotamobagu sempat bilang bahwa tak jadi soal menempatkan
orang yang tak sesuai untuk memimpin suatu instansi/institusi karena dia hanya
mengelolah instansi/institusi tersebut. Atau dengan kata lain yang dilakukannya
hanya terkait dengan manajemen semata. Tapi, percayakah Anda dengan perkataan
tersebut?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Apakah Anda akan mempercayai seorang penulis
yang mengelolah rumah sakit? Sejujurnya aku tak akan percaya dan aku tak akan
pernah berobat ke rumah sakit seperti ini. Mengapa? Walau dia hanya manajemen
namun bisa saja dia menempatkan Ponari sebagai salah satu dokter. Ngerih juga!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Penempatan orang yang tidak tepat, selain
memunculkan salah urus, juga kalau memang ingin baik akan memunculkan manajemen
yang tidak efektif. Kembali ke manajer rumah sakit yang penulis di atas, bisa
dibayangkan berapa banyak ahli yang jadi perumusnya agar kebijakan yang dia
ambil benar-benar tepat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Saya pernah menonton film BEE yang bercerita
tentang kehidupan lebah. Setelah mereka sekolah sehari (waktu lama untuk seekor
lebah), mereka dihadapkan pada dunia kerja. Berbagai lowongan pekerjaan
diberikan, mereka harus memilih pekerjaan yang tepat karena akan dilakoni
seumur hidup. Membosankan melakukan pekerjaan yang sama seumur hidup kita, kata
seekor lebah pemberontak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Namun, kita bukan lebah, kan? Kita juga tak
ingin menjadi lebah. Yang jelas, kita akan enjoy ketika kita melakukan
pekerjaan yang tepat untuk kita. Hasilnya juga akan optimal dan dapat dirasakan
oleh semua.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Memang penempatan ahlinya dalam suatu
pekerjaan akan memunculkan persoalan. Pemimpin tak akan mampu mengatur lebih
jauh suatu pekerjaan karena yang mengerjakan itu lebih tahu. Anggaran tak bisa
diatur agar masih banyak selisih yang dapat dikorupsi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Tapi ini konsekwensi kalau kita ingin maju. (<b>ATS</b>)</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-20310079128159539312013-08-04T05:35:00.002-07:002013-08-04T05:35:36.447-07:00Selamat Lebaran untuk yang Sanggup Merayakan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZv3ocntazG6IbW8qLUnnmA5rqozc5pWJznB4NdYry_jvRMUPBCAL0B2I_Xsjn1b8keTspG9QqM35hxBgocH7VAYf48ei7ehA0uhTZRJ3QYeOu6LeYShE76fqk55GoCK46jU4uF54w6mQ/s1600/2011g+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="126" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZv3ocntazG6IbW8qLUnnmA5rqozc5pWJznB4NdYry_jvRMUPBCAL0B2I_Xsjn1b8keTspG9QqM35hxBgocH7VAYf48ei7ehA0uhTZRJ3QYeOu6LeYShE76fqk55GoCK46jU4uF54w6mQ/s320/2011g+copy.jpg" width="320" /></a></div>
Lebaran identik dengan baju baru, aneka kue, juga makanan enak. Sayangnya untuk tahun ini aku nampaknya belum mampu berlebaran. Tak apalah, mungkin tahun depan lebaran mampu kujalani. Tapi Alhamdulillah, Insya Allah masih tetap bisa merayakan Idil Fitrih.<br />Selamat bagi yang merayakan lebaran. Mari sama2 kembali ke kesucian :)...<br /><a name='more'></a><br /><b>Ungkapan Lokal</b><br /><br />Nah, kalau semua istilah yang telah dijelaskan tersebut berasal dari bahasa arab dan atau di-arab-arab-kan, bagaimana dengan istilah atau ungkapan yang berasal dari bahasa setempat di berbagai daerah di Indonesia? Ternyata urusannya jauh lebih pelik lagi<br />Salah satu istilah yang paling populer adalah “lebaran”. Berdasarkan linguistik (ilmu bahasa) ternyata tidak ada keterangan dan rujukan yang baku. Sehingga istilah “lebaran” diterima sebagai ungkapan khusus yang ada begitu saja serta hidup di dalam keseharian masyarakat luas. Kamus Besar Bahasa Indonesia pun mengartikan kata “lebaran” sebagai “hari raya ummat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawwal setelah menjalankan ibadah puasa di bulan sebelumnya (Ramadhan). Hari raya ini disebut dengan Iedul Fitri”, sedangkan “lebaran besar” adalah istilah untuk menandai hari raya Iedul Adha atau disebut juga “lebaran haji”. Tidak ada penjelasan dari mana asal usul kata ini dan apa saja rujukannya dan masyarakat juga tidak terlalu mempedulikannya.<br /><br />Sebagian kelompok misalnya orang Jawa beranggapan istilah “lebaran” berasal dari ungkapan bahasa Jawa “wis bar (sudah selesai)”, maksudnya sudah selesai menjalankan ibadah puasa. Kata “bar” sendiri adalah bentuk pendek dari kata “lebar” yang artinya “selesai”. Bahasa Jawa memang suka memberikan akhiran “an” untuk suatu kata kerja. Misalnya asal kata “bubar” yang diberi akhiran “an” menjadi “bubaran” yang umumnya menjadi berkonotasi jamak. Kata “bubar” sendiri adalah bentuk populer/rendah dari kata “lebar”. Seperti diketahui Bahasa Jawa mengenal tingkatan bahasa yang berbeda dan berlaku untuk kelompok masyarakat tertentu. Kata “bubar” dan “lebar” maknanya sama, tetapi kata “bubar” digunakan oleh masyarakat awam, sedangkan kata “lebar” digunakan oleh para priyayi (bangsawan), sebagai istilah yang lebih halus/sopan.<br /><br />Jadi ungkapan “wis bar” bentuk singkat ungkapan “wes bubar” yang berlaku untuk masyarakat awam. Sedang ungkapan “sampun lebar” digunakan oleh golongan masyarakat yang lebih tinggi tingkatan sosialnya. Selanjutnya kata “lebar” diserap ke dalam Bahasa Indonesia dengan akhiran “an”, sehingga menjadi istilah umum yang kita kenal sekarang yaitu “lebaran”. Artinya kurang lebih “perayaan secara bersama dengan handai taulan setelah selesai menjalankan ibadah puasa”.<br /><br />Namun justru sangat jarang orang Jawa memakai istilah “lebaran” ini. Umumnya digunakan istilah “sugeng riyadin” yang artinya “selamat hari raya” sebagai suatu ungkapan sopan/halus dan “riyoyo” yang merupakan bentuk kasar/rendah-nya. Kalau kata kerja jamaknya bisa diduga menggunakan akhiran “an” yaitu “riyoyoan” alias merayakan hari raya. Selain itu ada ungkapan lain untuk menyebut “hari raya” yang maknanya sedikit berbeda yaitu “bada” yang berasal dari serapan bahasa Arab “ba’da” artinya “setelah”. Sehingga “riyoyoan” juga berarti “bada-an” yang bermakna “perayaan setelah berpuasa di bulan suci Ramadhan”. Ucapan “sugeng riyadin” biasanya kemudian diikuti dengan ungkapan permohonaan maaf “nyuwun pangaksami” (halus) atau “nyuwun pangapunten” (kasar) “sedoyo kalepatan” (segala kesalahan). Sedang kalau anak muda biasa to the point “sepurane yo” (maafkan ya).<br /><br />Artinya ucapan selamat itu tidak berdiri sendiri melainkan segera diikuti ungkapan permohonan maaf yang menunjukkan kuatnya asimiliasi ajaran agama Islam ke dalam budaya perayaan Jawa tersebut. Meskipun ritual bermaaf-maafan, bersalaman, berkumpulnya kerabat dalam jumlah besar di dalam suatu acara khusus semacam “halal bi halal” ini tidak dikenal di arab dan di tempat masyarakat muslim lainnya. Di Indonesia, “halal bi halal” bahkan sudah dimulai sejak masih di lapangan atau masjid setelah sholat Ied. Bahkan sering dengan cara berbaris memutar diantara seluruh jamaah dan disertai mendendangkan syair shalawat “allahumma sholli ala muhammad, ya robbi sholli alaihi wassalim” secara bersama-sama.<br /><br />Yang banyak menggunakan istilah “lebaran” justru masyarakat Betawi. Menurut mereka, istilah “lebaran” berasal dari kata “lebar” yang maknanya “luas” yaitu sebagai gambaran keluasan hati atau kelegaan setelah keberhasilan menuntaskan ibadah selama bulan suci Ramadhan dan kegembiraan dalam menyambut perayaan hari kemenangan dan karena bersilaturahim dengan sanak saudara dan handai taulan.<br /><br />Orang Malaysia, ternyata juga menggunakan istilah “lebaran”, tetapi mereka juga tidak tahu dari mana asal usul istilah ini. Apakah karena meniru kebiasaan di Indonesia, ataukah memang ada keterkaitan dengan bahasa dan budaya Melayu? Sampai saat ini tidak ada rujukan, catatan atau bukti memadai yang bisa menjelaskannya.<br /><br />Yang lucu adalah cerita asal usul kata “lebaran” ini menurut seorang anggota dan peserta diskusi di Detik Forum. Ceritanya ada 2 orang berlogat Medan sedang ngobrol:<br /><br />si A : Cam mana ni, makan ta boleh, minum ta boleh, bersetubuh dengan istri sendiri di siang hari tak boleh. Sempit kale kau<br /><br />si B : tapi selepas bulan ini lebaran lah kau.<br /><br />Jadi, mungkin arti lebaran menurut orang Medan adalah lebih lebar, lebih bebas, lebih luas.<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-77546445917222401202013-08-03T05:27:00.001-07:002013-08-03T05:27:20.280-07:00Mengenang Tuntul, Tradisi di BMR<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if !mso]><img src="//img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]-->
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1TGKKtHwNYgyJCbmqx1sHck8tst0JgVu78DjaJJOx6kgV3j1Ao60EcoPr03gcfURStvAZgMcekdYPkUZ1DBsDaYHlN0HwC4FOLTtutYDyqsRku4P3m8PzQRnyPtTmYp9gScSw2SH-SHo/s1600/2011g.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1TGKKtHwNYgyJCbmqx1sHck8tst0JgVu78DjaJJOx6kgV3j1Ao60EcoPr03gcfURStvAZgMcekdYPkUZ1DBsDaYHlN0HwC4FOLTtutYDyqsRku4P3m8PzQRnyPtTmYp9gScSw2SH-SHo/s320/2011g.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tradisi yang bisa jadi wisata ramadhan nampaknya<br />akan menghilang (foto : pribadi)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Puasa tinggal lima
hari lagi, para pengurus BTM, Pegawai Syar’i, para tokoh masyarakat berkumpul
di secretariat BTM Darusalam Motoboi Kecil. Oleh Robi Paputungan yang saat itu
menjadi komandan pemuda dibawah Remaja Masjid, kami diminta hadir juga. Kami
hendak mengajukan pembuatan “tuntul” di lapangan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Jujur diakui
tidak gampang. Lapangan Motoboi Kecil luasnya sekitar 150 x 120 meter, jika
keseluruhan lapangan dipasang tuntul bisa memakan minimal 3 drum minyak tanah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Rencana yang
baik, saya yang akan menanggung satu drum,” kata seorang pegawai syar’i yang
sudah tua namun penuh semangat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<a name='more'></a>Semua pandangan
terarah pada sang pegawi syar’i tersebut, termasuk kami. Sesungguhnya kami tak
berharap suara dari beliau, semua tahu kondisi masing-masing. Tak mungkin juga
satu drum minyak tanah seharga Rp 650.000,- dibebankan pada beliau. Kami juga
mengira beliau belum begitu tahu berapa harga minyak tanah satu drum itu.<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Baiklah, saya
dan pegawai syar’I yang akan menyediakan satu drum minyak tanah,” kata Lurah
membijaki, kemudian beliau membisikan sesuatu pada pegawai syari itu—mungkin menjelaskan
harga satu drumnya yang tak mungkin dibebankan pada satu orang, sang pegawai
syari nampak mengangguk-angguk.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Saya juga menambahkan
satu drum,” kata Jemi Lantong, saat itu sedang duduk sebagai wakil rakyat.</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWtVgXKxpqmv8zk2hLs7QGbI2KEv7l1i42fFD_FXtk5OoIz__a7uRa0bIWQfMnnIP173NNwe7oH4DWt8P2rMJ6YYCORygZS_4JPO7SU6SGYeH_pPukGZE1WY-BzCjycAVQAMfs6GuYJmE/s1600/2011a.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWtVgXKxpqmv8zk2hLs7QGbI2KEv7l1i42fFD_FXtk5OoIz__a7uRa0bIWQfMnnIP173NNwe7oH4DWt8P2rMJ6YYCORygZS_4JPO7SU6SGYeH_pPukGZE1WY-BzCjycAVQAMfs6GuYJmE/s200/2011a.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Memasang api lampu</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Seorang orang
tua kampung berdiri, beliau menyarankan agar dua drum saja sudah cukup. Beliau
dengan bijaknya mengatakan bahwa perlu dilakukan penghematan. Dan terjadilah
perdebatan dengan pemuda. Para pemuda merasionalkan
bahwa tidak mungkin dapat memasang tuntul di lapangan jika hanya dua drum.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Seorang pemuda
bangkit, nampaknya dia sudah kesal dengan perdebatan itu. “Tak masalah cuma dua
drum yang disediakan, yang penting jangan persalahkan kami jika tuntul hanya
dipasang dua malam,” katanya tegas kemudian duduk kembali.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Suasana hening
sejenak, kemudian sang orang tua kampung yang bicara tadi tampil kembali. “Itu
warning, tak mungkin juga kita hanya memasang tuntul dua malam. Jadi kmi sudah
sepakat bahwa kami akan menyumbangkan satu drum lagi,” katanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Suasana jadi
sumringa, tepuk tangan menggema. Rupanya orang tua kampung yang dikenal sebagai
pengusaha itu sudah bicara dengan pengusaha kampung lainnya dan mereka sepakat
untuk menyumbang satu drum.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Persoalan
minyak tanah selesai. Sekarang harus memikirkan bagaimana bahan lainnya. Untuk
sementara kami tak memikirkan dulu persoalan lain yang sebenarnya jadi pokok
masalah juga. Kami bersepakat saat itu juga ke kebun di Molayak, mengumpulkan kayu
dan bambu yang akan dijadikan patok maupun model tuntul nantinya.</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJq2RDQRB6xU2iPae8VJwyzKCzG4fiGU6zi32kkG7spX4iO1msKNsqdZippjusoWhYclEY1axewxlqkBvp9lYdJV1-nCP-mrpDMhUWquMbttBalBf0_l065Psm6aQULbiX4DzGaLZZhTQ/s1600/2011d.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJq2RDQRB6xU2iPae8VJwyzKCzG4fiGU6zi32kkG7spX4iO1msKNsqdZippjusoWhYclEY1axewxlqkBvp9lYdJV1-nCP-mrpDMhUWquMbttBalBf0_l065Psm6aQULbiX4DzGaLZZhTQ/s200/2011d.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Membuat desain</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Udara panas,
nyiur yang masih pendek sudah pada berbuah deras, kelapa mudanya pasti enak, pasti
akan menghilangkan dahaga kami di siang yang terik ini. Namun apa daya, kami puasa.
Maka, yang bisa kami lakukan hanya mengambil beberapa buah untuk dibawa pulang—urusan
kawan-kawan remaja putri yang akan meraciknya untuk suguhan buka puasa nanti.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Patok dan
bambu sudah kami kumpulkan dan sudah dibawa ke lapangan. Masalah berikutnya,
kami masih butuh botol-botol kecil minuman untuk tempat meletakan minyak tanah—kami
memperhitungkan minimal 10.000 buah botol, juga perlu sumbu serta loga-loga,
serta perlu tali labrang untuk menghubungkan antar patok—kalau hanya digunakan
tali plastic takutnya akan terbakar.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Ternyata benar
apa yang dikatakan orang bijak: Lakukan apa yang dapat kamu lakukan maka Tuhan
akan menggerakan apa yang tidak bisa kamu lakukan!</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kesadaran
masyarakat muncul ketika melihat kami bekerja. Maka masing-masing menyumbangkan
apa yang bisa dia sumbangkan. Dan komplitlah semuanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Di malam H-3,
Motoboi Kecil benar-benar dikepung asap. Namun tak mengurangi antusis
masyarakat untuk menontoni hasil kerja kami.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Itu cerita
tahun 2006. Pada tahun 2011, hal yang sama diulang kembali. Kali ini aku tak
ikut-ikutan, teman-teman Remaja Masjid yang melakukan. Aku yakin kendalanya
sama.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Sekarang,
ketika minyak tanah melonjak sampai Rp 5000,-/liter, rasanya melakukan kegiatan
semacam ini tak mungkin lagi. Tuntul pun tinggal kenangan.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-5316371967445382542013-08-02T08:41:00.001-07:002013-08-02T08:41:19.534-07:00Tuntul, Tradisi Menjelang Lebaran<span id="goog_211794834"></span><span id="goog_211794835"></span><b>Tahun 2011 </b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjebF9xaojerb4VeEwq4pmIyBM9ONXRGOfVddcZE3BmNAGy0qYc_6NxjzOVGIvVFInYHb6qflANDD24agspRFfTsKG_vsnh8hqUbrlk7Attn7s8FbClG4hfLo1x5mSnHp3jWrS03NyYUvs/s1600/2011f.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjebF9xaojerb4VeEwq4pmIyBM9ONXRGOfVddcZE3BmNAGy0qYc_6NxjzOVGIvVFInYHb6qflANDD24agspRFfTsKG_vsnh8hqUbrlk7Attn7s8FbClG4hfLo1x5mSnHp3jWrS03NyYUvs/s320/2011f.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1TGKKtHwNYgyJCbmqx1sHck8tst0JgVu78DjaJJOx6kgV3j1Ao60EcoPr03gcfURStvAZgMcekdYPkUZ1DBsDaYHlN0HwC4FOLTtutYDyqsRku4P3m8PzQRnyPtTmYp9gScSw2SH-SHo/s1600/2011g.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<a name='more'></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1TGKKtHwNYgyJCbmqx1sHck8tst0JgVu78DjaJJOx6kgV3j1Ao60EcoPr03gcfURStvAZgMcekdYPkUZ1DBsDaYHlN0HwC4FOLTtutYDyqsRku4P3m8PzQRnyPtTmYp9gScSw2SH-SHo/s1600/2011g.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1TGKKtHwNYgyJCbmqx1sHck8tst0JgVu78DjaJJOx6kgV3j1Ao60EcoPr03gcfURStvAZgMcekdYPkUZ1DBsDaYHlN0HwC4FOLTtutYDyqsRku4P3m8PzQRnyPtTmYp9gScSw2SH-SHo/s320/2011g.jpg" width="320" /></a><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY8otmn-SBESH9fa1seLk9xdARj20u0AJ55odt0qdJItb_GyS8YKMTozw4JGjveyJo_ccs_aRHFQw0_N5IsBnaxmFBkDFy8cKIDe9V0oE1jeVY6vilqSA2toEWJp8x4JC1Pm9480zQiKs/s1600/2011b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY8otmn-SBESH9fa1seLk9xdARj20u0AJ55odt0qdJItb_GyS8YKMTozw4JGjveyJo_ccs_aRHFQw0_N5IsBnaxmFBkDFy8cKIDe9V0oE1jeVY6vilqSA2toEWJp8x4JC1Pm9480zQiKs/s320/2011b.jpg" style="cursor: move;" width="320" /></a></div>
<b><br /></b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBCnqNBQecO3z8ecDVRtUHGfBn2VaGNTxwnCVKxolHuZGthACYpLn9SaJ3I-MoiEfSE8O7U1ipxnNZ4BBGAifIQh8qO9f8Lfm150JHNfkujkxN6lP82wYP3-79yQepJ2RopbMXeG2lrZ4/s1600/2011c.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBCnqNBQecO3z8ecDVRtUHGfBn2VaGNTxwnCVKxolHuZGthACYpLn9SaJ3I-MoiEfSE8O7U1ipxnNZ4BBGAifIQh8qO9f8Lfm150JHNfkujkxN6lP82wYP3-79yQepJ2RopbMXeG2lrZ4/s320/2011c.jpg" width="320" /></a></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWtVgXKxpqmv8zk2hLs7QGbI2KEv7l1i42fFD_FXtk5OoIz__a7uRa0bIWQfMnnIP173NNwe7oH4DWt8P2rMJ6YYCORygZS_4JPO7SU6SGYeH_pPukGZE1WY-BzCjycAVQAMfs6GuYJmE/s1600/2011a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWtVgXKxpqmv8zk2hLs7QGbI2KEv7l1i42fFD_FXtk5OoIz__a7uRa0bIWQfMnnIP173NNwe7oH4DWt8P2rMJ6YYCORygZS_4JPO7SU6SGYeH_pPukGZE1WY-BzCjycAVQAMfs6GuYJmE/s320/2011a.jpg" width="320" /></a></b><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJq2RDQRB6xU2iPae8VJwyzKCzG4fiGU6zi32kkG7spX4iO1msKNsqdZippjusoWhYclEY1axewxlqkBvp9lYdJV1-nCP-mrpDMhUWquMbttBalBf0_l065Psm6aQULbiX4DzGaLZZhTQ/s1600/2011d.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJq2RDQRB6xU2iPae8VJwyzKCzG4fiGU6zi32kkG7spX4iO1msKNsqdZippjusoWhYclEY1axewxlqkBvp9lYdJV1-nCP-mrpDMhUWquMbttBalBf0_l065Psm6aQULbiX4DzGaLZZhTQ/s320/2011d.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<b>Tahun 2006</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpvm2FEMTuRDeI6mu-nbwH4honXAl9UkS-y846FANJmPpZL9pGpBS3xE_oVt9NDNmcBwrcLoM2Ev4BoL8pnorx1-e7DoF-Chd94-obJJTImscsOL97KvfQbceFy2xY7DsCS3vnVsD44OE/s1600/8832_100396206645811_5377748_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpvm2FEMTuRDeI6mu-nbwH4honXAl9UkS-y846FANJmPpZL9pGpBS3xE_oVt9NDNmcBwrcLoM2Ev4BoL8pnorx1-e7DoF-Chd94-obJJTImscsOL97KvfQbceFy2xY7DsCS3vnVsD44OE/s320/8832_100396206645811_5377748_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPLT6kPuv3HDOPc3ZZeTrRqQQ9mBjbdd2oU3cS6161tDHaX70MIU7l_ey9l4M1oLMO4EaachWsS4LkpOH8zbnhJrUTdiPBSuiPu6YSYFBFwUu7WojwJCbpJr9uQDYfeS4NpqkMAldSGWM/s1600/8832_100396406645791_5500495_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPLT6kPuv3HDOPc3ZZeTrRqQQ9mBjbdd2oU3cS6161tDHaX70MIU7l_ey9l4M1oLMO4EaachWsS4LkpOH8zbnhJrUTdiPBSuiPu6YSYFBFwUu7WojwJCbpJr9uQDYfeS4NpqkMAldSGWM/s320/8832_100396406645791_5500495_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO5EA2Evwnlsto9xxivAmV2h7oj-aGDoy5Kr3WGecyhzEGLJwsTn_Wpo0CAWmWsGzYqLUj8VZu612I4hpEoVZO86noa7W5FqEa5EiJnIk0LkrDPIYqVEJzLNkCV8dzFn18FUd5oUmt10w/s1600/8832_100396409979124_287469_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO5EA2Evwnlsto9xxivAmV2h7oj-aGDoy5Kr3WGecyhzEGLJwsTn_Wpo0CAWmWsGzYqLUj8VZu612I4hpEoVZO86noa7W5FqEa5EiJnIk0LkrDPIYqVEJzLNkCV8dzFn18FUd5oUmt10w/s320/8832_100396409979124_287469_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjALFXefloeXBB_gFZ2XT2KiZyWy32Mz4yiASWa1lyUPGXk7l0Egbj4voWMXyoCOytTD2zD7zeKJjhcoTCeBTEycj8Y8djZ5A-TyeLS9NYxN1ANrgCMxvTT2HKg4YZYFs70TOyPV49ovbE/s1600/8832_100396413312457_5235642_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjALFXefloeXBB_gFZ2XT2KiZyWy32Mz4yiASWa1lyUPGXk7l0Egbj4voWMXyoCOytTD2zD7zeKJjhcoTCeBTEycj8Y8djZ5A-TyeLS9NYxN1ANrgCMxvTT2HKg4YZYFs70TOyPV49ovbE/s320/8832_100396413312457_5235642_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGBhaSqkfCEHP6-2F9Y4o3EDJ_BarP7NS4ueJpgrsxew8qSjJajIzvsTDt__u_vzjdKVK089Er2xkL6rFMlLkM_Gtw_2qCi7L6c0ojQafHmdTn4P9-A196hgLYXlTQZV7SlLsBo01cotU/s1600/8832_100396416645790_7235705_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGBhaSqkfCEHP6-2F9Y4o3EDJ_BarP7NS4ueJpgrsxew8qSjJajIzvsTDt__u_vzjdKVK089Er2xkL6rFMlLkM_Gtw_2qCi7L6c0ojQafHmdTn4P9-A196hgLYXlTQZV7SlLsBo01cotU/s320/8832_100396416645790_7235705_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilbf0pMYZokuOdQ8Wfegh3y4XC_3QfmeNDsl4RyBneJldzb6VIAst-gsYRQTi6Qi_mnMTKDSnAF96grp-MQ5Zh9W6FbEjguJyVR_Vk4Sr6zYNYHCFiWsjLCKewial7v2szXQY3F6-3tro/s1600/8832_100396833312415_294075_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilbf0pMYZokuOdQ8Wfegh3y4XC_3QfmeNDsl4RyBneJldzb6VIAst-gsYRQTi6Qi_mnMTKDSnAF96grp-MQ5Zh9W6FbEjguJyVR_Vk4Sr6zYNYHCFiWsjLCKewial7v2szXQY3F6-3tro/s320/8832_100396833312415_294075_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJz1cvmoKFCTx2MX0-mVpsz0Q5dhDe2qg0P-Zv2QgC51DUyiDf-tb_xmt8H9p0WRjRd9ymo-YkVcs74U99BRmUh1lXZser2P1jeFSKfySu6YNX0Ja_atX8f1eegyfcEhh6u0m2PVBrfEc/s1600/8832_100396836645748_5722120_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJz1cvmoKFCTx2MX0-mVpsz0Q5dhDe2qg0P-Zv2QgC51DUyiDf-tb_xmt8H9p0WRjRd9ymo-YkVcs74U99BRmUh1lXZser2P1jeFSKfySu6YNX0Ja_atX8f1eegyfcEhh6u0m2PVBrfEc/s320/8832_100396836645748_5722120_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE61iiaG57S77sMZhRIOK82z-zklxcGANkxixuVOTYew_KPz1g8AvNRuXPcwPifDUhMB-DPx5CtNyGDEhvoFHNDEtCpz7Y_u9mTZrxhRyA6xmVx1bW9yFU05GsOmMWVropOy0DULzq3uc/s1600/8832_100396839979081_4446286_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE61iiaG57S77sMZhRIOK82z-zklxcGANkxixuVOTYew_KPz1g8AvNRuXPcwPifDUhMB-DPx5CtNyGDEhvoFHNDEtCpz7Y_u9mTZrxhRyA6xmVx1bW9yFU05GsOmMWVropOy0DULzq3uc/s320/8832_100396839979081_4446286_n.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifBE6AWQ7-XS-dW3fGRy7amESSh1bUD8YuZWRk1XfXvvNLWJJrHhptiud_etlGyZse4RzsGqUojDmw1tOlqAcc1CsZUc-2q-BVqDMw9AGf0H4mgIVKFS-fQM97iaUkMliSuOy_ld-RaYc/s1600/8832_100396843312414_1828284_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifBE6AWQ7-XS-dW3fGRy7amESSh1bUD8YuZWRk1XfXvvNLWJJrHhptiud_etlGyZse4RzsGqUojDmw1tOlqAcc1CsZUc-2q-BVqDMw9AGf0H4mgIVKFS-fQM97iaUkMliSuOy_ld-RaYc/s320/8832_100396843312414_1828284_n.jpg" width="320" /></a></div>
<b> </b>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-66357520798220051782013-07-28T23:13:00.001-07:002013-07-28T23:13:47.011-07:00Bakal Novel Politik<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if !mso]><img src="//img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]--><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVhTfd-egUydreafEsuW9dGcUF2Bq8iwLcre7rWIOnSHnTvuRmtQD261LJM1BDbB2DQ4q5zJSemt7vGhjb7MLReDWAKjMY1bydAOtUSTZ_RCSpkvTOMNboPWbNISmpId1tVT_ScJzYZOQ/s1600/Digolputkan+Besar+copy2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVhTfd-egUydreafEsuW9dGcUF2Bq8iwLcre7rWIOnSHnTvuRmtQD261LJM1BDbB2DQ4q5zJSemt7vGhjb7MLReDWAKjMY1bydAOtUSTZ_RCSpkvTOMNboPWbNISmpId1tVT_ScJzYZOQ/s320/Digolputkan+Besar+copy2.jpg" width="212" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Kota</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> itu kecil saja, penduduknya
tak sampai dua ratus ribu jiwa. Rumah penduduk dibangun di ceruk pegunungan
“banyak nama” yang mengitari tempat itu. Rumah-rumah penduduk berderet rapat
sehingga dari udara terlihat seperti kumpulan bangunan saja, jika ada teroris
yang mau menghancurkan </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Kota</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> itu, cukup ke puncak
tertinggi dari pegunungan “banyak nama” dan melemparkan granat maka hancurlah </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Kota</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Andai Kota itu hancur,
rasanya tak ada yang tahu. </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Kota</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> itu tak ada di peta, tak
ada peristiwa penting yang membut </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Kota</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> itu dikenang baik
menasional maupun internasional, juga tak monument peninggalan masa lalu yang
berdiri di </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">sana</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">. </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Kota</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> kecil itu seakan-akan tak
pernah ada. </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Kota</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> itu terletak di pedalaman,
untuk ke </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">sana</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> masih melewati hutan. </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Para</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> pejabat dari pusat yang
ditugaskan ke </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">sana</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> hanya datang saat siang dan
menyingkir saat malam. </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Kota</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> kecil itu memang terlalu
kecil untuk jadi tempat bermalam bagi mereka. Mungkin saja peristiwa buruk, penggranatan
itu akan membuat </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">kota</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> kecil itu dikenal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Tapi tak ada alasan untuk
berbuat anarkis di </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">sana</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">. Masyarakatnya sangat
mencintai ketenangan dan kedamaian. Masyarakatnya hanya masyarakat biasa yang
hanya ingin melakukan perbuatan biasa, mungkin karena itu juga tak ada yang
luar biasa yang akan ditemukan di </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">sana</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">. Mungkin juga itu yang
membuatnya disebut Kota Lama, sebuah daerah yang yang tak pernah berubah walau
telah berstatus </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Kota</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">.</span></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Masyarakatnya sangat taat
pada tradisi, terlebih mayoritas masyarakatnya masih terikat pda hubungan
kekerabatan. Saling menyayangi, saling memperbaiki, saling merindukan—itulah
moto masyarakat yang tak mudah digoyahkan. Ini yang menciptakan keamanan dan
ketenteraman dalam kehidupan masyarakatnya. Andaipun ada yang mengganggu
ketenteraman dan kedamaian itu, angin gunung yang melaju deras ke lembah akan akan
menetralisirnya dan </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">kota</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> itu akan tetap seperti itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Politik, ya hanya politik
yang bisa memburai ketenangan dan kedamaian di </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">sana</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Belum genap sewindu hak memilih
pemimpin diberikan langsung pada rakyat, telah muncul beragam persoalan yang
ujungnya anarki. Rakyat saling membunuh hanya karena perbedaan pilihan politik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Kota Lama memang belum
berkembang seperti </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">kota</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> yang lain, dia jauh
ketinggalan. Namun Kota Lama tak ketinggalan informasi. Dunia seperti dilipat,
kata Naisbit. Dalam hitungan detik, peristiwa di tempat lain sudah diketahui
masyarakat Kota Lama. televisi sampai internet memberitahukan pada mereka.
Masyarakat Kota Lama banyak yang melek teknologi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Namun hingar bingar yang
terjadi di luar </span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">sana</span><span style="font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"> seakan tak mempengaruhi
masyarakat di lembah itu. Politik memang mempengaruhi mereka tapi tidak lama
dan tak sampai memunculkan anarkis seperti di tempat lain. Paling lama sebulan
setelah pesta demokrasi, masyarakat akan menyatu kembali. Kedamaian dan
ketenangan akan selalu ada di Kota Lama. Mungkin kalau ada peristiwa luar biasa
baru ketenteraman dan kedamaian di Kota Lama akan goyah.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-57285694146606382942013-07-26T11:37:00.003-07:002013-07-26T11:37:35.228-07:00MEMPERTANYAKAN KELURAHAN<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlgAi-ZGf7IXgU1CXPbiRrqHqMjyTULvh2kwd4be7rJ1Bj_Fv6LBm7BN8PvxAaMY6n6SSqwnOHiTBCvnxCtYvwQ1MlayjD5rVdbZjD_IVXCxQ8GsfZCOoiwa8duX7G_OwuvPjS8e7X-EE/s1600/Calon+Sangadi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlgAi-ZGf7IXgU1CXPbiRrqHqMjyTULvh2kwd4be7rJ1Bj_Fv6LBm7BN8PvxAaMY6n6SSqwnOHiTBCvnxCtYvwQ1MlayjD5rVdbZjD_IVXCxQ8GsfZCOoiwa8duX7G_OwuvPjS8e7X-EE/s1600/Calon+Sangadi.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Para calon Kades, pemandangan seperti<br />ini tak terlihat lagi di Kelurahan<br />(gambar : google)</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
BEBERAPA hari yang lalu, Walikota Malang mengatakan bahwa desa-desa yang ada di kota Malang akan di rubah statusnya menjadi Kelurahan. Perubahan status ini terkait dengan status Kota Malang. Menurut pandangan ini, keberadaan Malang sebaga “Kota” harus juga dibarengi dengan perubahan status dari desa-desa yang berada diwilayahnya. Pandangan ini dikontraskan dengan “Kabupaten” dimana keberadaan Desa masih di anggap lumrah. <br />Bagi banyak pihak, perubahan ini menunjukan peningkatan status. Benar demikian?</div>
<a name='more'></a><br /><b>Sejarah Kelurahan</b><br />Perubahan status desa ke kelurahan bukan baru dilakukan sekarang. Pada zaman kolonial Belanda, hal ini sudah dilakukan. Pada tahun 1936, Pemerintah Hindia Belanda membentuk Kotamadya (Gemeente), berdasarkan Geemente Ordonnantie Stbl. No. 365/1936 dalam rangka pembentukan kembali pemerintahan (bestuurshervornning). Yang dijadikan Kotamdaya adalah kota-kota tertentu dimana banyak orang asing, terutama Belanda. Kotamadya ini di pimpin oleh Walikota (Burgemeester) yang berbangsa Belanda. Kotamadya ini mengurus kepentingan orang asing yang ada di kota. Urusan orang pribumi yang ada di kota tetap dilakukan oleh Bupati.<br />Menurut Bayu Surianingrat (1980), Desa-desa yang ada di Kotamadya, kehidupannya sudah merupakan kehidupan kota. Penduduknya tidak lagi merupakan kesatuan masyarakat hukum, tapi merupakan kesatuan masyarakat dengan adat-kebiasaan yang beraneka-ragam. Rembug desa dan otonomi desa tidak lagi seperti Desa di luar kota.<br />Dalam Indische Staatsregeling (IS) Stbl. Belanda 1850, 2 jo.1, dalam pasal 128 (6) ditentukan bahwa: “Desa yang sebagian atau seluruhnya terletak dalam batas suatu kota, dimana dibentuk dewan menurut ayat dua pasal 121 (Locale Raad: Dewan Lokal yang diberi wewenang untuk mengurus rumah tangga sendiri) atau ayat dua pasal 124, sepanjang mengenai daerah yang termasuk di dalam batas termaksud, dapat dihapuskan dengan ordonansi atau bila dianggap perlu dikecualikan dari berlakunya aturan yang ditetapkan dalam ayat tiga pasal ini. Sebagai akibat dari tidak berlakunya aturan tersebut, jika perlu, dapat dibuat ordonansi.”<br />Berdasarkan ini dilakukanlah penghapusan desa-desa yang di ubah menjadi “lingkungan” (Wijk). Lingkungan merupakan suatu wilayah yang bersifat administratif. Desa-desa di Malang yang di rubah yaitu Desa Klojen, Yodipan, Kidulpasar, Sukorejo dan Kota Lama yang dimasukan dalam wilayah Kotamadya Malang berdasarkan Ordonansi No. 373/1930.<br />Keadaan ini berlangsung melewati jaman pendudukan Jepang. Menurut Bayu Surianingrat, setelah merdeka, keadaan tidak banyak berubah.<br /><br /><b>Kelurahan dan Demokrasi</b><br />Pada UU No. 5/1979 tentang pokok-pokok pemerintahan Desa, pada Bab Pertama, diberikan definisi tentang kelurahan: suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi Pemerintahan terrendah langsung di bawah Camat, yang tidak menyelenggarakan rumahtangganya sendiri. Dari sini dapat kita perhatikan bentuk pemerintahan kelurahan.<br />Pemerintahan kelurahan yang di kepalai Lurah memang bisa dikatakan tidak demokratis. Penunjukan Lurah sebagai pelaksana tugas pemerintah sudah merupakan indikasi tidak demokratisnya sistem kelurahan. Penunjukan ini memperlihatkan bahwa intervensi pemerintah yang lebih atas sangat besar dalam proses kehidupan Kelurahan sangat besar, bahkan keberadaan aspirasi warga Kelurahan dalam menentukan kebijakan tidak mendapat tempat. Satu keharusan untuk menjadi lurah adalah kedudukannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang biasanya merupakan pegawai Pemerintah Daerah (Pemda). <br />Di Kelurahan, Lembaga Musyawarah Desa (LMD) yang menjadi wadah dan penyalur pendapat masyarakat sudah tidak ada lagi. Pemerintah kelurahan beserta kebijakannya tidak ditetapkan lagi berdasarkan musyawarah dan mufakat. Pemerintah kelurahan merupakan kelanjutan dan pelaksana dari kecamatan. Pemerintah kelurahan hanya menyelenggarakan urusan pemerintahan umum dan urusan Daerah tingkat II ___sekarang daerah Kota dan Kabupaten___ atau Daerah Khusus Ibukota (DKI).<br />Ada satu alasan pemungkin yang dijadikan literatur untuk pembentukan sistem pemerintahan dalam kelurahan ini. Alasan tersebut didasarkan pada kondisi masyarakatnya. Menurut Alfred Tonies, masyarakat koa merupakan masyarakat “gesellschaft” (patembayan) dan masyarakat desa merupakan masyarakat “gemeinschaft” (paguyuban). Dalam hal ini, kehidupan yang guyub, bersemangat sosial dan gotong royong sudah tidak ada di kota. Di kota, masyarakatnya hidup individualis dan bersikap tak acuh terhadap kehidupan orang lain. Masyarakat kota sudah bukan lagi kesatuan masyarakat hukum karena beranekaragamnya latar belakang individu yang ada didalamnya. Keanekaragaman ini membuat tidak adanya tradisi ___tradisi merupakan sumber kesatuan masyarakat hukum___ yang bisa dijadikan pegangan bersama.<br />Masyarakat kelurahan di pandang sama dengan masyarakat kota sehingga sistem kelurahan yang di pandang tidak demokratis tersebut mendapatkan alasan pemungkin. Namun, apakah alasan ini sudah kuat untuk mengesampingkan keinginan masyarakat Kelurahan untuk ikut berpartisipasi? Selain itu, apakah pada masyarakat yang akan dijadikan Kelurahan, pengamalan tradisi sebagaimana yang ada di Desa benar-benar sudah hilang?<br />Saya tak perlu menjawab pertanyaan tersebut, biarlah nurani kita semua yang menjawabnya. Saya hanya meyakini bahwa, bagaimanapun dan dimanapun, sikap individual masyarakat kita tidak akan seindividual di Barat. Satu contoh yang bisa saya ungkapkan yaitu dunia kampus dimana berbaur individu-individu dari berbagai latar belakang, di tambah lagi sikapnya yang rasional dan penuh toleransi. Ternyata, dalam dunia kampus, sifat individual civitasakademikanya tidak seliberal dan seindividual di Barat. Bahkan civitasakademikanya bisa berinteraksi dan bisa melakukan gerakan bersama, misalnya demonstrasi.<br /><br /><b>Epilog</b><br />Dari pembahasan diatas, saya berkesimpulan bahwa sistem kelurahan sendiri masih perlu didiskusikan, apalagi dalam mengubah Desa menjadi kelurahan. Karena itu, mungkin kita juga perlu mendiskusikan langkah Pemda Kota Malang yang hendak merubah Desa menjadi Kelurahan. Status memang diperlukan namun itu hanya gelar kosong dan merugikan jika dia membelenggu partisipasi masyarakat.<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: right;">
<i><b>tulisan ini pernah dimuat di </b></i></div>
<div style="text-align: right;">
<i><b>harian Malang Pos</b></i></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-19219885757913835022013-07-25T12:35:00.000-07:002013-07-25T12:35:04.265-07:00Terpedo 1<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]--><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLRL1seFUSdvFOeLc9IzpoN6EzAD-292xyqMUEHLn19iRRRoLwRB1Cd_9rd52Blb64zaiS4OaJ5ikU327xaTfNHpSePmkY1h0oROfc4JpoE9BWmERatHp6WJt-Hs-ODxKrsAWNPaKCCaU/s1600/terpedo1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLRL1seFUSdvFOeLc9IzpoN6EzAD-292xyqMUEHLn19iRRRoLwRB1Cd_9rd52Blb64zaiS4OaJ5ikU327xaTfNHpSePmkY1h0oROfc4JpoE9BWmERatHp6WJt-Hs-ODxKrsAWNPaKCCaU/s1600/terpedo1.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nah, tu terpedonya belum ada yang<br />ngambil, awas jangan rebutan ya :)<br />(foto : google)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><b>Palakat : Mengingat urusan terpedo ini ternyata panjang jadi di buat dua tulisan...</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><b> </b> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Selesai kami sarapan, berdatanganlah orang-orang. Rupanya ada juga warga kampung
sekitar perumahan yang diminta datang membantu, salah satunya tukang jagal yang
konon kabarnya dibayar perkepala—mungkin juga artinya sang tukang jagal punya
hak untuk beberapa kepala hewan kurban untuk sekitar berapa hewan kurban yang
dia sembeli. Entahlah, itu urusannya bagian keuangan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Sebelum penyembelihan dilakukan, Pak Bas mendekatiku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Mas, terpedonya disimpan ya, jangan dikasih ke siapa-siapa,” bisiknya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Terpedo?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<a name='more'></a>“Terpedo itu apa, Pak?” tanyaku benar-benar tak paham.<br />
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Walah, repot bicara sama sampean ini. Terpedo saja tak tahu,” rutuknya
masih berbisik. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Dia pun ke Andi dan membisikan sesuatu. Andi tertawa, melihat padaku,
kemudian mengacungkan jempol pada Pak Bas. Wah, rupanya sedang terjadi
konspirasi untuk menjatuhkan martabatku ini, masak martabatku jatuh gara-gara
tak tahu terpedo.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Andi pun mendekatiku, dia mesam-mesem mirip putri malu yang tersentuh. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Mas, kita berdua mendapat tugas khusus dari Pak Bas. Kita harus
mengumpulkan terpedo, sesusah apa pun semua terpedo harus kita kumpulkan,” kata
Andi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Terpedo itu apa to?” tanyaku benar-benar puyeng.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Andi tertawa. “Terpedo itu lho yang sering kamu makan kalau yang bentuk
kuenya. Namanya kokam, tapi terpedo ini dari hewan kurban,” dia menjelaskan dan
melanjutkan tawanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Walah, kokam to, tapi kali ini kokam yang asli. Kokam itu sejenis kue,
kalau ditempatku disebut binolos tapi kokam ini kembar berdempet. Isinya
biasanya kacang ijo dicampur gula merah yang digoreng tepung. Waktu aku membeli
kue ini, aku tertarik dan bertanya tentang namanya. Ternyata kokam itu hanya
singkatan dari KOntol KAMbing. Walah, nama kue kok ya saru buanget seperti ini,
tapi ya untunglah dinisbatkan pada hewan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Jadi, misi kami kali ini sebenarnya sangat posible—lawan dari mision
imposible. Terpedo alias kokam asli, siapa yang mau berebut? Lha, sesungguhnya
masing-masing sudah punya kok, kenapa harus memperebutkan punyanya hewan?
Lagian, ngapain juga Pak Bas membuat misi seperti ini—pake tugas khusus lagi.
Aneh!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Ternyata tidak seperti yang aku duga. Terpedo ternyata sangat seksi
sehingga jadi perebutan yang seru—kalau mau ditelusuri sih sebenarnya perebutan
ini bisa jadi saru karena ada juga ibu-ibu yang ikut. Bahkan bapak tukang jagal
pun tak langsung menyembeli yang berikutnya, dia malah ikut-ikutan menguliti
kambing yang baru dia sembelih hanya untuk mendapatkan terpedo.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Jag, lha tugas sampean itu menjagal, bukan malah ikut-ikutan menguliti.
Ini lho masih banyak yang harus kamu sembeli,” kata Pak Bas, mengintervensi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Tukang jagal tinggal manyun, Pak Bas pun mengatur mereka yang harus
menguliti. Tentu dia harus memilih yang tak menginginkan terpedo. Aku dan Andi
juga ikut-ikutan belajar menguliti, tapi begitu terpedo kami dapatkan kami
langsung istirahat. Sebenarnya sih bisa saja kami langsung memotong terpedonya
walau belum dikuliti, namun rasanya kami tak punya perikehewanan kalau
melakukan itu. Lha, kambing sudah mati kok ya masih saja dikebiri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Akhirnya semua terpedo berhasil kami himpun di dalam satu ember besar dan
diletakan di dalam rung tempat kami tidur. Jadinya, tempat tidur kami seperti
tempat penjagalan saja—bau amis memenuhi ruang.</span></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-55230673064917455412013-07-24T11:47:00.002-07:002013-07-24T11:52:23.739-07:00Ketika Sejarah Dikilo<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]--><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1eQFV1uiNhnU3SVP60dmO7d5X3IAoILiaAfcU35Bb4b4k1-bs_OIk_ZiclE4Exso5CIkrimWTu3JsR-wRzY5qw8-ktFjQZxwnn1R9h8uTsw_4vZl6BpLmz-z_tFnV481ZPcpp9iHWwYM/s1600/Jembatan+Merah+model.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1eQFV1uiNhnU3SVP60dmO7d5X3IAoILiaAfcU35Bb4b4k1-bs_OIk_ZiclE4Exso5CIkrimWTu3JsR-wRzY5qw8-ktFjQZxwnn1R9h8uTsw_4vZl6BpLmz-z_tFnV481ZPcpp9iHWwYM/s320/Jembatan+Merah+model.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Para model di "Jembatan Merah", Surabaya.<br />
Jika masih ada "Totoy Uatoy" di Mopait, para model <br />
juga bisa berfose di sana (gambar : google)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Jangan sekali-kali melupakan sejarah, ungkap
Bung Karno dalam salah satu pidatonya yang memukau. Ungkapan Bung Karno ini
merupakan prasasti tersendri sehingga merasuk ke hati setiap warga Indonesia
sehingga selalu diulang. Kita tak boleh melupakan jas merah kata kawan-kawan
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Jasa merah merupakan kependekan
dari Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah dari Bung Karno. Walau aku dikader di
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang menurut sejarah merupakan salah satu
kekuatan yang menggulingkan Bung Karno namun seratus persen dan tanpa keraguan
aku mengakui kebenaran perkataan Bung Karno dan kawan-kawan GMNI itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;"></span><br />
<a name='more'></a><span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Dalam kisi-kisi hidup selalu ada sejarah. Di
alam romantisme ada yang dinamakan nostalgia, dalam alkitab ada kisah-kisah,
dalam biologi ada teori asal-usul yang akhirnya menghasilkan teori Darwin
tentang evolusi, dalam bercocok tanam ada pertumbuhan, dalam pisika ada
tahapan, dalam kimia ada proses, dalam ideologi sejarah juga berperan seperti
dalam teori Marksis dan lainnya. Bahkan diri kita secara individu tersusun dari
sejarah yang dimulai dari kelahiran sampai kematian.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Karena pentingnya sejarah maka dibuatlah
kenang-kenangan oleh para pelakunya. Di negara kita pada masa lalu dibangun
candi-candi untuk memperingati suatu peristiwa atau keberadaan seorang
penguasa, salah satunya Borobudur yang melambangkan kejayaan Dinasti
Darmawangsa. Di Mesir ada Primad, kastil di Eropa, Meuseulum di Yunani, Taj
Mahal di India, dan lain sebagainya. Begitu juga di zaman berikutnya dan
terjadi disetiap negara. Kremlin yang angker di Rusia sebagai tanda kekuasaan
komunis, berbagai prasasti yang dibangun untuk memperingati holokous
(pembantaian kaum Yahudi) di Jerman, dan lainnya. Bahkan di saat-saat sulit,
Bung Karno masih membangun monumen nasional (Monas) seakan tuguh runcing nan
tinggi itu bisa mengatasi kelaparan rakyat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Berbagai kenang-kenangan itu tak hanya
bermanfaat pada masanya tapi luar biasa bermanfaat pada masa setelahnya. Naskah
kuno dari masa sebelum masehi akan memberikan gambaran pada kita apa yang harus
dilakukan di masa sekarang. Paham demokrasi yang ramai didiskusikan sejak zaman
Plato telah coba kita terapkan sekarang. Naskah yang ditemukan dari reruntuhan
Babilonia akan mengarahkan kita ke cara menyulap pasir menjadi air, piramid
memberikan pelajaran bagaimana mengawetkan mahluk hidup yang telah mati, bahkan
dari bangunannya kita akan mendapat berbagai pelajaran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Kenang-kenangan itu telah memberi spirit,
sebuah kekuatan untuk bangkit. Banyak ahli yang mencoba mengaitkan holocoust
dengan kemunculan serta kebangkitan negara Israel. Dikejar-kejarnya Yahudi di
seluruh wilayah Eropa menyebabkan mereka banyak yang melakukan migrasi ke
Palestina dan menjadi tulang punggung utama dalam mempertahankan dan mengembangkan
negara Israel. Di negara kita, ketika bicara tentang nusantara maka akan muncul
dalam benak kita kenangan masa kekuasaan Majapahit dan Sriwidjaya sehingga
klaim kewilayahan kita banyak yang didasarkan pada peta dari kedua kerajaan
tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Kenang-kenangan ini juga memberi kita bukti
akan harga diri kita. Borobudur yang merupakan satu dari sekian banyak
keajaiban dunia akan bicara pada masyarakat internasional bahwa Indonesia juga
bisa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Bolaang Mongondow juga tak lepas dari
kemegahan sejarah. Adalah Arter Mamonto yang mencoba menelusuri jejak kita di
panggung nasional—bahkan internasional—pada masa lalu. Menurutnya, walau saat
ini Bolmong kurang dikenal serta Dunebeir selalu salah menuliskan tentang
Bolmong, namun sesungguhnya Bolmong punya peran besar di panggung
internasional.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Suatu yang membesarkan hati pengisahan Arter
ini. Namun mengapa sejarah kita tenggelam yang berakibat pada Bolmong kurang
dikenal seperti yang kita rasakan sekarang?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Memang ada persoalan pada masa lalu kita.
Leluhur kita nyaris tak meninggalkan kenang-keangan. Tradisi menulis tidak ada
pada masa lalu sehingga kisah hanya diceritakan lewat mulut—entah bentuknya
dongeng maupun nyanyian. Berbagai temuan mulai dari lesung besar, lesung kecil
(tempat menyirih/menginang), piring antik, doit (uang dulu-dulu), dan lainnya
sangat sedikit bercerita pada kita. Konon kita punya komalig (istana raja)
namun tak terlihat lagi akibat pergolakan permesta, kuburan leluhur—entah raja
maupun bawahannya—yang dapat dijadikan referensi sejarah dibiarkan terbengkalai,
dan lainnya, dan lainnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Semua ini memiriskan kita. Majapahit punya
banyak karangan yang dibuat oleh para Mpu, bahkan mereka punya peta wilayah
kekuasaannya. Siapapun bisa menggunakannya untuk mengkaji tentang kebesaran
Majapahit. Begitu juga dengan tempat lainnya. Sementara Arter atau siapapun
yang tertarik untuk membahas masa lalu Bolmong kebanyakan hanya mendasarkan
pada asumsi. Ini bukan untuk melemahkan Arter atau siapapun yang tertarik
dengan masa lalu Bolmong, justru saya ingin menyemangati agar kita lebih terus
mencari sejarah kita di luar karena di kita memang susah ditemukan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Sejujurnya saya sangat senang mendengar kisah
yang diceritakan para orang tua. Dari sekian banyak kisah, ada satu yang
menarik perhatian saya yaitu tentang Totoy Uatoy (jembatan besi) yang berada di
atas sungai Mopait. Saya tertarik karena disamping mendengarkan kisahnya, saya
juga masih dapat meraba, melihat dan berjalan di atasnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Dengan adanya pisik jembatan saya bisa
membayangkan bagaimana pesawat musuh menjatuhkan bom untuk merusak jembatan,
bagaimana peluru mortir menghantam badan jembatan, bagaimana si bule (Belanda)
atau si sipit (Jepang) atau tentara Permesta atau tentara pusat (sebutan TNI)
berjalan di atasnya. Akan tergambar pada saya bagaimana rakyat lari ketika para
pemegang senjata berperang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Pendek kata, karena pisiknya ada maka kisah
tentang Totoy Uatoy seakan nyata. Pada orang luar kita juga bisa berbangga
diri. Kita bisa bilang pada mereka: kami juga berjuang, kami berperang, kalau
tak percaya tanyakan saja pada Totoy Uatoi!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Namun saat ini Totoi Uatoi tak ada lagi.
Sebuah jembatan baru nan megah telah mengganti. Sejarahnya telah
dipenggal-penggal—mungkin dijual kilo. Wajarlah jika generasi muda kita hanya
tertawa ketika kakek-nenek mereka menceritakan heroisme rakyat Bolmong di masa
lalu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="IN" style="mso-bidi-font-size: 16.0pt;">Mungkin mulut sekolahan mereka yang baru
percaya jika ada fakta akan bertanya: mana buktinya?</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-12454895857074802032013-07-23T13:12:00.001-07:002013-07-23T13:12:10.476-07:00Nasi Kibuli<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]--><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieh5ZMRYqp0fMSCwbfgtseB3clWMR6tcEQPdX8J67q7XCFtMdobrUW2ufAHyl6Cwquxrj5Pnbd6Rw3DW2-UZro2GNO8hlku5T83HGdhfv4sTB3nGoyAUw0LJbJEvZN7V7rkz4FiAekd-c/s1600/Resep+nasi+kebuli.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="228" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieh5ZMRYqp0fMSCwbfgtseB3clWMR6tcEQPdX8J67q7XCFtMdobrUW2ufAHyl6Cwquxrj5Pnbd6Rw3DW2-UZro2GNO8hlku5T83HGdhfv4sTB3nGoyAUw0LJbJEvZN7V7rkz4FiAekd-c/s320/Resep+nasi+kebuli.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini nasi kebuli tapi bagi yang lidahnya masih perawan<br />bisa juga dinamakan nasi kibuli :)<br />(foto : google)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Setelah sholat id, kami kembali ke masjid yang telah dipasangi tenda
biru—tapi bukan “tenda biru”nya Deysi Ratnasari lho!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Sesuai kebiasaan sejak aku masih mahasiswa, saat hari raya Idil Adha memang
pesta besar bagi kami. Bang Jack meminta kami datang untuk ikut menikmati pesta
itu. Sesungguhnya Bang Jack yang dipercaya warga perumahan untuk menjaga masjid
sekaligus membantu ini-itu terkait dengan kegiatan-kegiatan keagamaan berharap
kami bisa ikut membantu karena kekurangan tenaga. Namun banyak juga diantara
kami yang hanya ingin menikmati pesta sehingga baru datang sekitar jam setengah
tiga atau jam tiga sore sehingga sudah terbebas dari kerja. Pura-pura saja
datang untuk sholat Ashar, pasti tak kan dipersoalkan. Dasar!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<a name='more'></a>Kali ini pun makanan gratis yang melimpah baru ada nanti sore, ketika
kurban telah habis dikurbankan dan dagingnya sudah dicaca kecil-kecil dan
dimasukan ke tas kresek dengan ukuran sekilo/tas kresek. Baru setelah semua
siap, ibu-ibu yang memasak datang menghidangkan makanan. Untuk pagi ini, kami
harus berusaha sendiri agar bisa sarapan.<br />
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Aku sesungguhnya tak biasa sarapan, tapi perut pasti akan keroncongan kalau
nanti sore baru diisi. Maka kami pun merundingkan cara mendapatkan sarapan.
Abas, bendahara pengganti Bang Jack tak mau mengeluarkan uang kas yang aku
yakin minim. Kami juga sudah tak punya persediaan anggaran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Di tengah kebingungan tak bersolusi itu, datang Syech Umar. Dia membawa
nampan besar. Andi yang tamatan pesantren dan cukup fasih berbahasa Arab
langsung menyambutnya. Aku, Abas dan Mahdi bengong saja mendengar mereka
bicara. Mata kami selalu melirik ke nampan yang dia bawa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Mungkin merasakan kepenasaran kami, Syech Umar pun membuka tutup nampan
itu. Ternyata nasi kuning yang membumbung, kulihat ada juga irisan-irisan
daging yang cukup besar-besar diantara nasi kuning itu. Syech Umar
mempersilahkan kami. Namun selaku orang timur, kami tak langsung menyerbu walau
liur yang kami telan rasanya sudah membuat napas kami ngos-ngosan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kami baru menyerbu ketika Syech Umar pamit dan bayangannya sudah
meninggalkan masjid.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Langsung saja di sini, Mas,” kata Andi ketika melihat aku hendak mengambil
piring.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Andi, Mahdi dan Abas memang sudah duduk mengitari nampan itu. Mereka
langsung mengais-ngais isi nampan menjadi tumpukan kecil di depan mereka.
Rupanya mereka sudah terbiasa makan berjamaah di satu wadah seperti itu. Aku
pun ikut-ikutan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Wah.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Ketiganya melihatku dan tertawa. Ternyata yang kuhadapi bukan nasi kuning,
rasanya sangat lain. Rasa ini benar-benar masih baru bagi lidah kampungku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Makannya sedikit-sedikit dulu, Mas. Lama-lama pasti akan enak,” kata
Mahdi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Aku hanya mengangguk dan mengunyah pelan serta memasukan sedikit-sedikit ke
kerongkongan. Ternyata yang kuhadapi bukan nasi kuning melainkan nasi kabuli
yang kurasa telah menjadi nasi kibuli.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-27077803616705953642013-07-23T04:25:00.000-07:002013-07-23T21:49:57.636-07:00Punu'<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !mso]><img src="//img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]-->
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivstxW-tYXuXq0Vu8tR6h5u4hVYi6_HKcZH3pLNN5lyT3Tm9TXlj0lwJ3fYJr8Qm7k87LeBJNShiEwShCNmjmpHgPw5ghQag_GsjQS4IuMlH-9y7_uqAdyEy1DAV5VWcQ_ivlddwg243A/s1600/kisah-riwayat-sejarah-nabi-rosul.gif" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="174" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivstxW-tYXuXq0Vu8tR6h5u4hVYi6_HKcZH3pLNN5lyT3Tm9TXlj0lwJ3fYJr8Qm7k87LeBJNShiEwShCNmjmpHgPw5ghQag_GsjQS4IuMlH-9y7_uqAdyEy1DAV5VWcQ_ivlddwg243A/s200/kisah-riwayat-sejarah-nabi-rosul.gif" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar : googel</td></tr>
</tbody></table>
Punu' adalah pemimpin melegenda yang keberadaannya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>700-an tahun lalu, itu jika benar perhitungan
dibeberapa literatur yang mengatakan bahwa Mokodoludut merupakan Punu' pertama
yang memerintah tahun 1300-an. Saya katakan 'jika benar' karena menurut beberapa
kajian dari daerah sekitar yang terkait dengan masa purba Bolmong Raya,
dinyatakan Bolmong Raya ratusan tahun lebih tua dibandingkan literatur yang
ada. Yang jelas masa Punu' berakhir ketika pemimpin digantikan oleh Manoppo
yang dibaptis dengan nama Jacobus.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya katakan masa Punu' melegenda karena pada ini cukup
banyak hal yang luar biasa. Wilayah kekuasaannya yang mencapai Maadon atau
Manarow atau Lembe atau Wenang yang sekarang disebut Manado
setelah Punu' Damopolii menaklukan Bobentehu yang berkuasa di sana.
Sistemnya yang demokratis karena Kinalang atau Punu' dipilih oleh para pemimpin
wilayah yang dijuluki Bogani walau yang dipilih harus tetap dari turunan
Mokodoludut. Pemimpin demikian disegani, disayangi dan dihormati rakyatnya;
sampai-sampai meninggalnya diadakan upacara duka selama 7 hari dan 7 malam yang
dimulai sejak masa Damopolii--upacara ini disebut mongalang dan orang yang
diupacarai disebut Kinalang sehingga Damopolii disebut juga 'Ki Damopolii inta
ki Kinalang'. Terciptanya sumpah Paloko-Kinalang atau antara Penguasa dan
Rakyat yang menurut saya menjadi penjamin bahwa kedua pihak sama-sama ingin
pembangunan untuk semua.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Punu' Sebagai Sahabat</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Punu' disebut juga tompunu'on yang berarti 'dipangku'. Kata
ini mempunyai kedalaman makna yang luar biasa. Seorang yang telah dipangku
berarti seorang yang mempunyai kedekatan karena tidak mungkin kita sembarangan
memangku siapapun dan karena dekat maka kita pasti akan menyayanginya. Walau
dekat dan kita menyayanginya namun kita juga punya keseganan terhadapnya. Punu'
nyaris sama dengan sahabat karib yang kita sayangi sekaligus segani. Karena
kita menyayangi dan segan maka seorang Punu' akan menyediakan dirinya untuk
melayani, membela, mengayomi dan memajukan taraf kehidupan kita. Seorang Punu'
menyadari bahwa tanpa melakukan hal-hal itu tak akan ada yang bersedia
monompunu' atau memangku atau menjadikan dia Punu'.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Karena Punu' menyatu dengan rakyat yang oleh Tadohe
diabadikan dalam sumpah Palok-Kinalang maka keberadaan wilayah ke-Punu'-an
diakui sampai di luar. Tentang hal ini, kita serahkan dulu pada orang luar
untuk menilai masa lalu kita.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Bagaimana Sekarang?</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebagai penutup, mari kita sama-sama kaji situasi aktual.
Sistem yang berlaku sekarang sesungguhnya demokrasi yang luar biasa terbuka
dibandingkan masa Punu'. Di masa Punu', yang bisa menjadi Punu' hanya keturunan
dari Mokodoludut yang dipilih oleh para pemimpin wilayah pilihan rakyat yang
disebut Bogani. Sistem ini bahkan lebih tertutup dibandingkan pemilihan
pemimpin di masa Orde Baru di mana yang dipilih rakyat bisa siapa saja melalui
wakil-wakilnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>di lembaga legislatif.
Sedangkan saat ini, legislator dan pucuk pimpinan birokrasi sama-sama dipilih
oleh rakyat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Namun semakin terbukanya demokrasi ternyata bukan jaminan
perikehidupan masyarakat akan lebih baik, pun tidak menjamin daerah akan
semakin kokoh dan diperhitungkan di luar. Bahkan tidak mampu mengangkat daerah
sehingga minimal bisa dikenal di luar. Dari sini saya memandang belum ada yang
setingkat Punu'.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Walau demikian, harapan itu tetap ada karena para birokrat
dan politisi akan berganti. Dan semoga yang menggantikan bisa menjadi seperti
Punu’. (<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Anuar Syukur, owner RUMAH
DINANGOI—tempat diskusi dan kuliner SERBA MONGONDOW</b>)</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-34317551045727335392013-07-21T12:17:00.000-07:002013-07-21T12:17:06.597-07:00Satu Prajurit Sepuluh Jenderal<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]--><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd27TJ9XZG3tE04wORS-5Gui5DCAR0ZNnxkb7CrlydwivAJS-Mzq6RJSn6rvRKQ4Y_QPFPY9u61wpQTkty9C7k3j2UVJ0JOqoevZf1XuShebTuf1xaLGpDsL9K2Dm9-cE_o-3pNI2b46o/s1600/Kambing+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd27TJ9XZG3tE04wORS-5Gui5DCAR0ZNnxkb7CrlydwivAJS-Mzq6RJSn6rvRKQ4Y_QPFPY9u61wpQTkty9C7k3j2UVJ0JOqoevZf1XuShebTuf1xaLGpDsL9K2Dm9-cE_o-3pNI2b46o/s320/Kambing+copy.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">foto : google; ilustrasi : pribadi</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kami pun mengangkati karpet-karpet itu ke lapangan tenis yang berjarak
sekitar 25 meter dari masjid. Untung Pak Bas telah menyediakan mobil
pengangkut, tenaga juga ketambahan dua Satpam sehingga karpet terngkut semua ke
lapangan tenis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Di lapangan tenis sudah ada belasan orang tua, para mantan birokrat yang
kebanyakan sudah terjun ke dunia bisnis. Sifat birokrat mereka nampaknya masih
melekat, maka jadilah aku, Andi dan Mahdi sebagai bawahan mereka. Belasan bos
dan tiga anak buah, nyaris sama dengan satu prajurit dengan puluhan jenderal.
Dua Satpam nampaknya sudah mencium gelagat tidak baik ini sehingga mereka
segera melepaskan diri. Dengan alasan nanti bisa saja ada teroris yang menyusup
ketika pembagian daging korban yang besok sehingga mereka harus kembali ke pos
penjagaan, bebaslah mereka. Abas pergi ke pesantren sejak pagi dan sampai malam
ini belum juga kembali, rupanya Abas telah mengendus sejak awal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<a name='more'></a>Repotnya di komando banyak Jenderal sebenarnya bukan karena banyaknya yang
dikerjakan melainkan satu pekerjaan bisa ditangani berjam-jam karena banyaknya
konsep yang harus dicobakan karena kalau ada konsep yang tak dicoba bisa
berujung ke ada Jenderal ngambek—Jenderal ngambek bisa berkibat fatal.<br />
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Walhasil, setelah sebelas kali mencoba konsep-konsep yang ditelorkan,
pekerjaanpun selesai lewat jam sebelas malam. Harus juga diakui, semuanya bisa
selesai karena Pak Bas. Ketika konsep kesebelas sudah diselesaikan, seorang
yang baru datang masih nyeletuk namun langsung dipotong oleh Pak Bas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Jadi bapak-bapak, besok itu kita akan sholat jam 7 pagi, sekarang sudah
masuk jam 12 malam. Anak-anak kita ini juga sudah kecapekan padahal mereka
harus menyimpan tenaga untuk besok karena pasti mereka akan jadi kurir kita
(Pak Bas menatap ke arah kami ketika mengucapkan ini). Karena itu....”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Seorang bapak memotong pidato Pak Bas, rupanya dia tak begitu senang kami
dipuji-puji, juga dia tak senang karena harus mendengarkan Pak Bas pidato.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">****</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Walau tidur telat namun kami tetap bangun pagi, setelah sholat subuh dan
menghabiskan kopi kami pun antri di kamar mandi. Kami harus berdandan rapih
demi sebuah mimpi, siapa tahu ada perawan penghuni perumahan atau mungkin ada
orang tua penghuni perumahan yang mempunyai anak perawan, yang tertarik pada penmpilan
kami yang memang sudah habisan. Kalau tidak perawan, janda juga tak
apa-apalah—yang penting janda kembang yang punya rumah di perumahan. Maksa
banget ya mimpinya, hehehhe...</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Jam setengah tujuh kami berbaris ke lapangan, Abas dipandang sebagai
komandan sehingga dia di depan. Lapangan ternyata sudah hampir penuh, aku
menggeleng kepala melihat antusiasme warga perumahan megah ini. Mereka
terkadang terlihat borju dalam penampilan tapi ternyata sangat antusias
mengikuti ritual keagamaan. Penampilan memang tak boleh membuat kita mengambil
keputusan dalam menghakimi hati.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Sejenak arah pandang kami ke shaf perempuan, tapi nenek-nenek saja tak
mengacuhkan kami, apalagi perempuan yang masih berstatus perawan. Hiks, sedih
juga sih, masak kan sudah maksimal dalam merapihak diri kemudian dipandang
seperti tak ada begini, tapi ya dinikmati saja hari ini. Hari ini toh hari
kurban, tak apalah berkurban perasaan </span><span lang="IN" style="font-family: Wingdings; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-symbol-font-family: Wingdings;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Wingdings;">L</span></span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kami pun ke shaf lelaki (harus lah, masak gabung sama shafnya perempuan?),
di dekat Syech Abdullah—warga Arab Saudi yang melakukan study banding ke
beberapa kampus di Malang. Syech Abdullah sudah mahir bahasa Indonesia,
sementara temannya yang biasa kami panggil Syech Umar belum lancar berbahasa
Indonesia. Keduanya sering menyambangi kami di masjid, membawakan makanan atau
kue atau buah-buahan dan walau Umar belum bisa berbahasa Indonesia (apalagi
bahasa Indonesia yang baik dan benar, hehe) namun kami akrab
bercakap-cakap—kadang nyambung tapi lebih banyak tidak karena Syech Umar selalu
mengatakan “afwan” dengan kening berkerut.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-82321125808887201492013-07-20T23:32:00.004-07:002013-07-21T05:08:01.889-07:00Malang dan Kotamobagu<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if !mso]><img src="//img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]-->
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-ruEQzMUzwwdiJ6rtt-zMtNbtVA28DnmXLzjOED-JjPaIDyKS5bP91lv72MFnGde3ztg_tbn0Xbdc9T2LN7ngoZ9FeylybegI6Y-zwEJqrYvfMzEDzMVQMfI89FkG6d2xyeouyoXm3E4/s1600/malang.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-ruEQzMUzwwdiJ6rtt-zMtNbtVA28DnmXLzjOED-JjPaIDyKS5bP91lv72MFnGde3ztg_tbn0Xbdc9T2LN7ngoZ9FeylybegI6Y-zwEJqrYvfMzEDzMVQMfI89FkG6d2xyeouyoXm3E4/s320/malang.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini Malang (google)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Karesidenan
Malang sangat sedikit mendapat tempat yang layak ketika memperbandingkan
daerah. Wajar mengingat sangat sedikit yang hidup tahunan di sana. Studi
banding yang dilakukan oleh instansi hanya berlangsung beberapa hari. Itupun
tanpa report yang jelas. Saya coba kontak kawan-kawan ketika ada studi banding
dari Bolmong Raya pada umumnya dan Kotamobagu pada khususnya namun hasil
penelusuran ada baiknya tak disampaikan di sini.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Mengapa Malang?</span></b></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEn99xPXANZtKx0uxz7nf-KmYp7fEeWTcjj2ianqmvFYRvcnp-mQeT7W958zuLO6eunTbq7X66wbMYTDzLovrvFpI2nqxL8g79uv9pWQWWiAHWXveRaugfnwq3R_Z8_vUDghb31F9fkz0/s1600/sudut-kotamobagu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEn99xPXANZtKx0uxz7nf-KmYp7fEeWTcjj2ianqmvFYRvcnp-mQeT7W958zuLO6eunTbq7X66wbMYTDzLovrvFpI2nqxL8g79uv9pWQWWiAHWXveRaugfnwq3R_Z8_vUDghb31F9fkz0/s1600/sudut-kotamobagu.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini Kotamobagu (google)<br />
<b>Letak singkronnya di mana ya? hehe</b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Tanpa
mengesampingkan daerah lain yang pernah orang Mongondow tinggali, </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Malang</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> punya banyak
kesamaan dengan Kotamobagu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Saya
pernah melakukan perjalanan sepanjang Bomong Raya. Ketika mendaki Modayag, saya
teringat pada Batu dengan Payung-nya yang sangat laku. Ketika ke Pantura atau
Bolsel atau wilayah pantai lainnya, saya teringat Balekambang. Ketika
mengelilingi Kotamobagu, saya teringat Malang Kota yang menjadi denyut nadi
Keresidenan Malang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Melihat
Bolaang Mongondow Raya pada umumnya dan Kotamobagu pada khususnya, jelas akan
tergambar </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Malang</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">. Khusunya
Kotamobagu, memang persis Malang yang juga berada di pedalaman. Untuk mencapai
Malang dari Surabaya maka kita harus melewati Sidoarjo dan Pasuruan. Bahkan
Malang tak dilewati jalan trans Jawa yang hanya melewati Kepanjen. Hal yang
sama juga ada di Kotamobagu.</span></div>
Perbedaannya
jelas, dari sisi kemajuan daerah. Walau berada di pedalaman namun Malang
merupakan Kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Pun di sini
tempat lahirnya berbagai organisasi yang menasional seperti Kahmi, Icmi, dan lainnya.
Sementara Kotamobagu, tak perlu dituliskan saja.<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Dengan
uraian ini kita bisa menjadikan </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Malang</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> sebagai
perbandingan. Jika ada yang bilang bahwa Malang telah berkembang lama dan
terletak di Jawa sehingga tak bisa dijadikan tolak ukur, saya pikir pandangan
ini perlu ditinjau. Bagaimanapun untuk pembangunan daerah kita harus melihat
daerah yang telah maju dan kondisi geografisnya sama dengan daerah kita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Tradisional Mengepung Modern</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Jika
anda ke </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Malang</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> anda akan heran
ketika menyaksikan pasar tradisional yang tersebar di </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">sana</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">. Selepas
Pasuruan anda akan ketemu dengan pasar Belimbing, dari </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Kediri</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> ada pasar
Dinoyo, di pinggir </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Kota</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> juga ada pasar
Kota Lama, dan lainnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Di
mana pasar modern?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Ternyata
di tengah </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Kota</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">. Di sana ada Pasar Besar Malang,
Matahari, Gramedia, Toga Mas, Sarina Plaza, Malang Plaza, dan lainnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Apakah
awalnya sudah begini?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Tentu
saja tidak. Awalnya semua terpusat di tengah Kota. Setelah daerah berkembang
sampai menjadi 3 daerah, Malang Kabupaten dan Kota serta Batu Kota, kebijakanpun
di rubah. Yang sempat saya lihat, pemindahan pasar buku murah ke Wilis serta
pasar besi tua ke sepanjang rel tak terpakai di Kota Tua. Juga pembuatan Ruko
yang nyaris mengelilingi Malang Kota yang sempat kami protes sampai bilang
Malang Kota akan dijadikan seperti Pacitan yang berbatu karena Walikotanya,
Suyitno, dari Pacitan. Saat berkunjung akhir tahun 2009, sudah ada dua mall
besar di </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">sana</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">--termasuk Matos (Malang Town
Squere) yang terletak diantara Unibraw dan UM.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Yang
jadi pertanyaan, kenapa pasar modern di tengah </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Kota</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> sementara pasar
tradisional di pinggiran?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Ternyata
semua untuk membantu pasar tradisional karena dengan berada dipinggiran </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Kota</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">, pengunjung
dari luar </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Malang</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> yang memang
lebih banyak berkunjung ke pasar2 modern itu akan lebih dulu bertemu pasar
tradisional. Jika dibalik, pasar tradisional di tengah Kota dan pasar modern di
pinggir, menurut seorang teman itu akan mematikan pasar tradisional.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Pentingnya Investor</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Investor
sangat berperan dalam pembangunan </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Malang</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> sehingga
menjadi seperti sekarang. Di sektor pendidikan, dari 20 lebih kampus di Kota
Bunga ini, ada 3 yang kampus negeri. Juga pada sektor lainnya, termasuk pasar.
Pasar yang dikelola Pemkot Malang hanya pasar Besar Malang, Dinoyo, Blimbing,
Kota Lama, dan pasar tradisional lainnya. Selebihnya didirikan dan dikelola
oleh swasta.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Dengan
terlibatnya pengusaha swasta dalam pengelolaan </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Malang</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">, pemerintah
dapat memikirkan pembangunan sektor lainnya, termasuk sektor non pisik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Seorang
teman bilang, jika pembangunan semua aspek ditanggung sendiri oleh pemerintah
maka tak mungkin mampu. Dan ini bisa dibenarkan mengingat dana yang tersedia
sangat terbatas. Nyaris separuh dari dana APBD ditujukan untuk anggaran rutin
pegawai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Dengan berkembangnya usaha swasta
secara otomatis akan menciptakan lapangan kerja baru. Akan menjadi solusi bagi
daerah yang hanya mempunyai Pegawai Negeri dan Politisi sebagai lapangan kerja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Di Malang, cukup banyak kawan yang
membiayai kuliahnya dengan bekerja paruh waktu. Mereka ini yang menjadi
pengusaha setelah selesai. Sebagai orang yang belajar menulis, sayapun bisa
bertahan di sana dengan memanfaatkan hobi saya ini. Semua karena sektor swasta
berkembang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Budaya</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Tari topeng
Malangan merupakan tari andalan Malang Raya yang sekarang sedang diusahakan
agar menginternasional. Tarian ini selalu dipentaskan dalam setiap event dan
memang dijadikan trade market oleh Malang Raya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kapankah tari ini mulai dipopulerkan
oleh daerah?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ternyata baru tahun 1998 tari topeng
ini mulai dipublikasikan secara luas. Publikasi ini diperlukan untuk
mengembalikan wajah Malang ke Malang yang sebenarnya. Pembangunan memang
mempunyai ekses negatif terhadap budaya lokal.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Ketika pembangunan gencar dilakukan,
ketika manusia dari segala penjuru negara dan negeri, Malang justru menampilkan
dirinya sendiri. Malang mengkooptasi para pendatang dengan budayanya sendiri,
termasuk saya. Saya "dipaksa" untuk menyelami mereka.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kami juga menyadari apa yang terjadi
pada kami terkait budaya Bolmong Raya. Kami jadi tertarik ketika kami sadar
bahwa sejarah dan budaya dari daerah lain sangat mereka banggakan sementara
Bolmong Raya tenggelam. Inilah yang mendasari kami membentuk FMPD dan Pinotaba
ketika di rantau dan sekarang kami bawah ke sini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kami yakin, dengan berkembangnya
berbagai budaya pop yang merupakan dampak dari pembangunan, budaya lokal pun
akan diperhatikan. Bahkan perhatian terhadap budaya lokal akan lebih tinggi
dibandingkan saat ini. Bagaimanapun kita harus menjadi diri kita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Yang ada saat ini, yang diamalkan
oleh generasi muda itu hanya kulit dari budaya pop. Mereka bahkan belum tahu
apa itu budaya pop.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12.0pt;">Epilog</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Malang</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> sangat perlu
kita tiru agar daerah kita bisa lebih maju, jika tidak maka saya menakutkan
kita akan menjadi orang yang </span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">malang</span><span style="color: black; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> dan
terbelakang. Saya sendiri tak ingin generasi berikutnya mengatakan ALANGKAH
MALANGNYA KOTAMOBAGU DI TANGAN GENERASI TERDAHULU. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"></b></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-43236360943598359672013-07-20T11:11:00.001-07:002013-07-20T11:13:34.361-07:00Oya’ alias Malu<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if !mso]><img src="//img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCQHHs_m_uBWoFNcoBBKnlSbHk3hiYyE6JP-l1pRztAB7roBpRjfWDDHF6vwTtWF24HUhJKHFubsNNn9XzOtDT7nbKce0byWW9hfJqO4x46lci0LijSMBUj6tsWFKNwgRlxcqg_41SsbE/s1600/malu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCQHHs_m_uBWoFNcoBBKnlSbHk3hiYyE6JP-l1pRztAB7roBpRjfWDDHF6vwTtWF24HUhJKHFubsNNn9XzOtDT7nbKce0byWW9hfJqO4x46lci0LijSMBUj6tsWFKNwgRlxcqg_41SsbE/s200/malu.jpg" width="149" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
Oya' atau malu sepertinya sudah menjadi trade mark
orang Mongondow, dalam berbagai pertemuan sering disebutkan oya' in Mongondow
yang disandingkan dengan penyebutan sifat daerah lain. Penyebutan ini memang
berkonotasi negatif. Seorang yang pemalu biasanya tidak percaya diri, kuper
alias kurang pergaulan, yang ujung-ujungnya tidak mampu bersaing. Dan kondisi
ini memang ada di Bolaang Mongondow Raya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Pada anak,
menurut Lynne Kelly seorang ahli tentang pemalu pada anak, penelitian telah menunjukkan
bahwa siswa pemalu dianggap kurang kompeten. Walaupun rasa malu ini tidak
berkaitan dengan kecerdasan, rasa malu mempengaruhi keseluruhan pengalaman
pendidikan secara negatif. Rasa malu menjadi isu penting di dalam kelas ketika
siswa dievaluasi, sebagian, partisipasi kelas mereka. Pada kenyataannya,
penelitian menunjukkan bahwa siswa yang pemalu akan memiliki nilai lebih rendah
daripada angka rata-rata siswa yang tidak pemalu. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
<a name='more'></a>Efek menjadi
anak pemalu meliputi gugup, penurunan pengembangan hubungan dekat, gangguan
belajar, dan mengurangi peluang untuk berlatih dan meningkatkan keterampilan
sosial. Ini dapat pada gilirannya akan memiliki efek negatif pada rasa percaya
diri anak. Di sisi lain, anak-anak pemalu cenderung untuk kurang bertindak dari
anak-anak lain, mungkin karena mereka tidak ingin menarik perhatian kepada diri
mereka sendiri dengan melakukan sesuatu yang salah . Meskipun beberapa
anak-anak mengatasi rasa malu ketika mereka sudah tua, yang lain tetap pemalu
seumur hidup mereka. Rasa malu dapat mempengaruhi kehidupan
anak-anak dalam berbagai cara, dan efek ini dapat berlangsung sepanjang hidup.</div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
Itu malu pada anak yang ternyata berefek juga pada
masa ketika dia dewasa. Sekarang, Bolaang Mongondow Raya akan memasuki usia
yang ke 59 (dihitung dari terbentuknya Kabupaten Bolaang Mongondow sebelum
dimekarkan pada 23 Maret nanti), tentu sudah cukup dewasa jika diukur dari usia
manusia. Apakah sifat seperti di atas masih ada?</div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Oya’ dalam
Dimensi Sejarah dan Budaya</b></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
Namun Oya' Mongondow ternyata bukan muncul karena
sifatnya sekarang tapi memang sudah ada sejak zaman dulu kala dan sifat ini
lebih cenderung positif. Menurut cerita almarhum Bernard Ginupit, orang di masa
lalu itu punya rasa malu yang besar walau mereka tetap bangga, percaya diri dan
berani ketika bersaing dengan pihak luar. Rasa malu mereka ini dapat dilihat
dari nasehat bijak mereka agar kita hidup lurus saja seperti pohon pagar
(motulid na' patok) dan mereka akan malu ketika berperilaku tidak lurus.</div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
Ada satu
yang menarik dari monumen bersejarah, sumpah Paloko-Kinalang (penguasa-rakyat)
pada masa pemerintahan Punu Tadohe. Peristiwa ini memang menggemparkan
mengingat belum ada sumpah semacam itu. Namun bukan itu yang membuat aku
tertarik melainkan aturan-aturan yang dikeluarkan Tadohe. Mengapa monualing dan
mokitualing dibahas sampai kehukuman tertinggi yaitu dihukum mati dengan cara
dimasukan ke dalam "bubu" (sejenis alat penangkap ikan) dan
ditenggelamkan ke laut?</div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
Monualing artinya mengganggu isteri orang,
mokitualing berarti seorang isteri yang meminta untuk diganggu. Dalam istilah
sekarang ini Hugel.</div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
Setelah kita baca sejarah, ternyata ini ada kaitannya
dengan terbunuhnya Dodi yang anak Mokodompit gara-gara Dodi menaru hati pada
Pingkan, isteri Matindas. Tadohe sangat malu dan walau Dodi saudaranya seayah
namun peristiwa itu membuatnya mengintrospeksi diri dan mengeluarkan peraturan
itu di hari pertama dia dilantik menjadi Punu'. Paham ini dilanjutkan oleh
Loloda Mokoagow yang menggantikan dirinya.</div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Epilog</b></div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
Pada pandangan saya, ada baiknya kita meninggalkan
oya' yang terjadi sekarang. Mari kita meningkatkan rasa percaya diri sambil
belajar dan berusaha keras memperkuat kemampuan diri ketika diuji. Mari kita
bersama-sama patrikan dalam diri kita bahwa kita tak malu lagi menjadi orang Bolmong
Raya dan kita tegaskan pada orang luar bahwa kitapun bisa.</div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
Namun kita harus kembali dan mempertahankan malu
seperti yang dilakukan di generasi pendahulu. Kita juga harus berani berbuat
seperti Punu' Tadohe yang mengeluarkan kebijakan yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>secara implisit menyalahkan Kakak kandungnya.
Kita harus kembali ke OYA' zaman dulu yang jangankan mencuri milyaran rupiah
(kerennya disebut korupsi atau menipu), bahkan mencuri dagangan yang nilainya
hanya beberapa doit<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>saja ndak berani.
Kita harus kembali ke Oya' zaman dulu di mana penyelewengan jabatan tak boleh
dilakukan. Kita harus kembali ke Oya' zaman dulu di mana moralitas sangat
diperhatikan.</div>
<div class="MsoNormal" style="mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
Sebagai penutup, baju baru mungkin indah tapi apakah
sekuat baju yang lama? Jadi akan lebih tepat juga jika kita kembali pada baju
yang lama yang benar-benar cocok dengan kita dan membuat kita berwibawa. </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-39705421580029258442013-07-19T06:01:00.001-07:002013-07-19T06:01:34.246-07:00Hasil Baik dengan Proses Baik<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh74miKE5HrwlDzVVZ7cqn3lGwGEzL6GN_5IDof8t69BtozQZ9DBGjXPsAasVuVQoYgbysArjT8H43q-gpjydYV8jVcR6QYK366oW44fOKWqRWEj8Wn1jx6_D5GipT9yiaNwiaVmqyLWiw/s1600/Perkelahian.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="153" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh74miKE5HrwlDzVVZ7cqn3lGwGEzL6GN_5IDof8t69BtozQZ9DBGjXPsAasVuVQoYgbysArjT8H43q-gpjydYV8jVcR6QYK366oW44fOKWqRWEj8Wn1jx6_D5GipT9yiaNwiaVmqyLWiw/s200/Perkelahian.jpg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">gambar: google</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Kami, beberapa orang teman sering
berkumpul untuk membahas beragam hal, juga untuk berbagi. Kami tergolong
cukup karib, pembahasan bahkan sampai ke persoalan individu. Jadi,
sebenarnya tak ada yang perlu tersinggung dengan apa pun yang
dipikirkan, dikatakan ataupun dilakukan oleh kawan-kawan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Namun,
pada waktu itu bulan puasa seperti sekarang, perkawanan kami nyaris
bubar. Persoalannya hanya karena minuman untuk berbuka. </div>
<div style="text-align: justify;">
Pada
saat itu, seorang teman kami yang cukup rajin hunting bahan buka puasa
gratis datang dengan tas kresek yang isinya bermacam-macam. </div>
<a name='more'></a>Dia
mengambil piring dan meletakan aneka macam kue diatasnya, ternyata dia
juga membawa minuman segar yang baru melihatnya saja sudah membuat liur
meleleh, terlebih sore itu suasana masih panas.<br />
<div style="text-align: justify;">
Minuman itu diletakan di dalam kantong
plastik yang jumlahnya cukup untuk kami. Dia melemparkan
kantong-kantong itu pada kami dan kami berusaha menangkapnya agar tidak
jatuh. Sialan juga kawan satu ini, kami dibuat sibuk. Apalagi
lemparannya dilambungkan ke udara tertinggi sehingga membuat kami agak
susah menangkap. Ketika giliran teman kami yang satu, dia membiarkan
saja. Walhasil, kantung plastik itu sukses mendarat dilantai dan pecah
berantakan, isinya berhamburan ke mana-mana.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Sialan
lu, cuma diam saja. Lu gak tahu gua susah mengumpulkan ta'jil ini? Kalo
lu mau berantem, hayo. Gak apa dah puasa gua batal sekarang," kata
teman yang mengusahakan ta'jil tersinggung.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kami
otomatis melerai, saya menangkap tangan kawan ini, yang lain menangkap
kakinya karena kaget juga dan merasa harus bertindak cepat padahal
sedang duduk jadinya ya kaki yang ditangkap.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Saya
sangat menghargai usahamu, Bro. Tapi kamu sendiri yang tak menghargai
usahamu. Kamu sudah capek-capek ngumpulin ta'jil, eh datang-datang malah
main dilempar-lemparin. Ini kan tidak baik sehingga usahamu yang baik
akhirnya tak bisa diterima dengan baik, terutama oleh saya," kata teman
yang satunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pusing juga, untung tak
lama lagi bedug tanda berbuka sudah ditabu. Setelah kami berbuka,
barulah persoalannya dibahas dan diluruskan. Alhamdulillah kedua bela
pihak sama-sama sadar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Buat saya, ini
pelajaran yang baik dalam melihat apa pun. Hasil yang baik, jika
prosesnya tidak baik maka akan tetap bermasalah. Jadi, agar hasilnya
tidak bermasalah, seharusnya prosesnya juga dijaga agar hasilnya bisa
terterima dengan baik.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-55094858587523173342013-07-17T23:43:00.002-07:002013-07-20T04:06:47.975-07:00musafir 1<h5 class="uiStreamMessage userContentWrapper" data-ft="{"type":1,"tn":"K"}">
<span class="messageBody" data-ft="{"type":3}"><span class="userContent">S<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggfX9ryUZZMVeu7H-kiKzN-B1V_DlrZa4yDBlMqnuY59phompMJYEMikgpaJlujRvzlimg7y9C4EtHAXMecxDKAg11fqSA-4IysOun8-9NHIGVFkRDPgxHxIE-m7jNxikq5RTYuy-Wxvg/s1600/musafir.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggfX9ryUZZMVeu7H-kiKzN-B1V_DlrZa4yDBlMqnuY59phompMJYEMikgpaJlujRvzlimg7y9C4EtHAXMecxDKAg11fqSA-4IysOun8-9NHIGVFkRDPgxHxIE-m7jNxikq5RTYuy-Wxvg/s1600/musafir.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gueemang gak puasa, soalnya gue musafir</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-weight: normal;">eorang
pegawai sara' bertemu dengan warga yang sedang asyik menyeruput kopi
dan menghisap sebatang rokok di pagi yang dingin pas hari ke 8
ramadhan--enak kali ya, hehhe...<br /> </span><br /> "<span style="font-weight: normal;">Dasar tak tahu malu, sudah ndak puasa, masih menunjukan di muka u</span>mum lagi. Dasar!" semprot sang pegawai sara'.<span style="font-weight: normal;"><br /> <br /> "Wah, payah nich jiow. Saya ini kan musafir, jadi ndak wajib puasa," orang itu menjawab santai.<br /> <br /> "Musafir apa? sampai sekarang kamu hanya di sini, pake banyak alasan lagi. Memang benar2 *********," umpat si pegawai sara'.<br /> <br />
"Yeh, si jiow ini. Saya ini kan musafir, saya sedang dalam perjalanan
menuju alam kubur, jiow. Dunia ini kan hanya halte alias tempat transit
saja, jadi saya tetap saja musafir. Dasar jiow..."</span></span></span></h5>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-21607610948631259442013-07-15T12:30:00.003-07:002013-07-19T04:32:48.148-07:00Catatan Anak Guru<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sebuah Khayal<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCsXWtweI_FW9Sv83QEtwxklwum0HkH6yP8-jgvkX4-a4GsutVFX5h8Wj7NLVm3-QbW-0Sh_fXk_0yWT0KGbKb-DGRFMP0TlKkOIrZxoHFnf_B6lxA-y-xodIIP2vAEdOFjsjHYUHopoY/s1600/391974_1678490699354_1750137388_873663_2136357810_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCsXWtweI_FW9Sv83QEtwxklwum0HkH6yP8-jgvkX4-a4GsutVFX5h8Wj7NLVm3-QbW-0Sh_fXk_0yWT0KGbKb-DGRFMP0TlKkOIrZxoHFnf_B6lxA-y-xodIIP2vAEdOFjsjHYUHopoY/s320/391974_1678490699354_1750137388_873663_2136357810_n.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Seorang guru mengapresiasi karya anak guru,<br />narsis sedikit boleh kan? :)</b></td></tr>
</tbody></table>
an </b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Djudin Syukur,
demikian nama Papa—aku biasa memanggil beliau begitu. Beliau hanyalah orang
kecil yang menjadi guru SD sejak akhir 70-an. Awalnya beliau mengajar di SD
Motabang kemudian ke Tanoyan dan terakkhir di Tungoi sampai beliau meninggal di
hari kedua Idil Fitrih tahun 2000.<br />
Ketika
reformasi, cukup banyak aspirasi soal nasib Umar Bakri ini. Memang nasib para
guru awalnya cukup memiriskan. Kami disekolahkan bukan hanya dari gaji Papa
sebagai guru tapi kebanyakan ditunjang oleh hasil kebun. Selepas mengajar,
biasanya Papa akan ke kebun dan pulang menjelang malam—bahakn beberapa kali
tidur di kebun dan dari kebun ke sekolah. Mungkin ini yang membuat Papa meminta
untuk pindah di SD Inpres Molayak yang tak jauh dari kebun kami. Walau saya
katakan ke beliau bahwa tak lama lagi kehidupan beliau sebagai guru akan
terangkat sehingga tak perlu lagi terlalu ngotot bekerja di kebun namun
nampaknya beliau tak begitu percaya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
<a name='more'></a>Wajar beliau
tak percaya. Beliau meninggal waktu kehidupan guru masih benar-benar susah.
Beliau adalah bendahara sekolah, anggaran yang paling besar bersumber dari BP3.
Gajipun cuma diatas sedikit 1 juta, ketika beliau meninggal maka pensiun yang
beliau tinggalkan untuk ibu sekitar 800 ribu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Alhamdulillah, sekarang nasib guru sudah
sangat diperhatikan. 20% APBN yang membuat gaji guru bersertifikasi naik sampai
2 kali lipat setelah beberapa kali dinaikan teratur, dana Bos yang ratusan juta
pertahunnya untuk setiap sekolah, DAK Pendidikan sampai dana hibah yang
sifatnya swakelola. Saya meyakini orang tua saya gembira walau beliau tidak
sempat menikmati masa-masa menggembirakan ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Saat
perekrutan PNS masih dinasti, di mana pengangkatan PNS hanya berdasarkan Nomor
Induk Pegawai (NIP) yang lowong baik karena ada yang pensiun maupun ada yang
meninggal, beberapa pihak meminta saya untuk bersiap menggantikan beliau. Namun
saya menolak. Saya mungkin akan mengabdi, tapi bukan dijalur yang telah beliau
jalani. Mungkin saya akan merintis jalur lain, yang jelas bukan dijalur beliau.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Ternyata jalur
yang saya coba tekuni tak sangat dekat dengan jalur yang almarhum tekuni. Dalam
dunia penulisan, jelas tak ada yang menjadi guru sehebat apa pun seseorang
menulis. Dalam dunia penulisan, yang ada hanya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">share</i> pengalaman. Namun untuk menciptakan kader kepenulisan, adanya
tetap di lembaga pendidikan. Tentu, dalam segmentasi dunia kepenulisan, dunia
pendidikan tetap factor yang sangat diperhitungkan. Terlebih saat ini
pemerintah sedang mengkampanyekan budaya baca. Di sekolah pun, pengadaan buku terbuka
lebar mulai dari pengadaan ditingkat pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, sampai
pengadaan oleh sekolah sendiri. Saya berharap sekolah bisa menjadi lokomotif
kampanye ini, juga dapat menjadi kawah candra dimuka dalam pengkaderan penulis.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Walau pahlawan
tanpa tanda jasa, guru memang agak berbeda dengan institusi lain yang juga
mencetak cukup banyak pahlawan. Setahuku, guru hanya punya PGRI sehingga anak-anak
guru yang sudah orang tuanya telah pension atau meninggal sudah terlepas sama
sekali dari profesi orang tuanya. Sementara institusi lain punya organ yang
menaungi keturunan mereka sehingga akan mudah dalam berkomunikasi dengan
institusi tersebut.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Tentu saja ini
cukup baik sehingga terhindar KKN dalam institusi guru. Dalam hal ini tentu
saja saya tak mengatakan bahwa institusi lain yang punya organ untuk keturunan
mereka telah melakukan KKN.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Negatifnya,
tali silaturahmi sudah terputus. Pun penguatan institusi keguruan juga susah,
termasuk dalam mengkomunikasikan program yang akan membawa kemaslahatan untuk
semua.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Ini agak
berbeda dengan institusi lain yang mempunyai organ, bahkan ketika institusi ini
bermasalah maka tak jarang muncul pembelaan dari organ.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Saya pernah
merasa ditolak oleh guru, bahkan ketika rekomendasi Diknas Kota Kotamobagu yang
meminta agar sekolah-sekolah menjadikan buku-buku saya menjadi buku bacaanpun
saya mendengar dari penolakan maupun pengabaian dari guru-guru. Tapi bukan
karena kecewa yang membuat saya menulis. Dalam kesadaran yang tinggi, saya
merasa cukup tahu diri. Saya ini toh bukan siapa-siapa. Justru dukungan dari
guru-guru yang membuat saya bersemangat untuk menuliskan ini.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Di penghujung
2011, tepatnya 3 Desember, saya meluncurkan 5 judul novel. Berbeda dengan 3
peluncuran sebelumnya, kali ini aula kantor Walikota Kotamobagu dipenuhi siswa
dan guru serta masyarakat. Saat tanya jawab, dua orang guru langsung meminta
pada Diknas agar dibuatkan kebijakan sehingga novel-novel ini bisa sampai ke
sekolah mereka. Keberanian mereka meminta menurutku luar biasa.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kepedulian
para guru ini jelas bukan karena saya masih anak seorang guru karena mereka
belum tahu tentang keberadaanku--bahkan mereka belum mengenal diriku. Saya tahu
bahwa kepedulian mereka ini semata-mata karena mereka terpanggil untuk memberi
apresiasi positif terhadap kreatifitas anak daerah. Saya sangat berharap
apresiasi ini mewujud lebih nyata lagi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Saya bermimpi,
dengan adanya berbagai fasilitas berbentuk kebijakan yang ada di
sekolah-sekolah sekarang, saya bisa menjalin kerjasama. Novel-novel saya yang
berlatar daerah bisa masuk sekolah, juga bisa bersama-sama dengan siswa (dan
juga guru) belajar tentang kepenulisan. Out put dari belajar bersama menulis
ini adalah buku yang selain edar di tengan masyarakat, juga dikonsumsi di
sekolah-sekolah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Semoga apa
yang kita harapkan mewujud dalam kenyataan</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-30226180674001718602013-07-14T04:02:00.001-07:002013-07-19T04:33:54.937-07:00Teke’ Tak Mau Berkorban<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]-->
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXN2J_YAYlGluRLMyw2C-xwqM-mAxcsyopgJage7vui4mWOA1rGAXGvJazriGGd_MqCkneysTWBB96Y07ZP99eNtJLawggyMhVcEkIhK9eyWFGHUm868wKHrYAPYGUR8u0KjCoMy8y-iQ/s1600/60Tok.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXN2J_YAYlGluRLMyw2C-xwqM-mAxcsyopgJage7vui4mWOA1rGAXGvJazriGGd_MqCkneysTWBB96Y07ZP99eNtJLawggyMhVcEkIhK9eyWFGHUm868wKHrYAPYGUR8u0KjCoMy8y-iQ/s320/60Tok.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">"Wah, kalau teke'nya sebesar ini berapa harganya ya?"<br />
(foto : google)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Malam itu kami harus menyiapkan lapangan olahraga milik perumahan untuk
sholat id besok. Jama’ah cukup banyak yang membantu namun rata-rata sudah di
usia senja, pensiunan birokrat pula. Jelas kami yang lebih diandalkan
tenaganya. Untunglah Mahdi dan Andi belum ke luar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Sebenarnya tepatnya tidak demikian. Mahdi dan Andi hanya datang untuk
menengokku karena semalam mereka tak pulang. Dan keduanya sudah bersiap kembali
ke luar ketika keadaan ternyata aman. Namun, keduanya baru saja pamit padaku,
datang Pak Bas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Mau ke mana lagi kalian berdua? Orang-orang sedang sibuk ko’ malah kalian
pergi. Pokoknya, malam ini kalian harus membantu menyiapkan tempat sholat id
besok. Setelah itu selesai baru kalian bebas ke mana saja,” kata Pak Bas tegas
yang membuat keduanya tak bisa berkutik. Kasihan juga sih sebetulnya! hehehe.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span><br />
<a name='more'></a><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kami pun bergerak cepat. Karpet yang sudah tersimpan lama di gudang masjid
kami bongkar. Tenaga benar-benar hanya kami berempat karena tak mungkin
mengandalkan para ta’mir masjid yang rata-rata sudah di atas 60 tahun.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Saat membongkar karpet itu, Mahdi tiba-tiba berteriak: TEKEEEEEEEE’....</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Aku terloncat, juga Andi. Terlihatlah binatang mirip kadal itu, berwarna
putih, masih kecil tapi bisa jadi besar. Terlihat dia ketakutan, kakinya
gemetaran, matanya memandang hampa pada kami bertiga. Mungkin dia seperti kami
juga, kaget dengan teriakan Mahdi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Tangkap tapi pelan-pelan, jangan membikin dia takut, nanti berat badannya
turun,” bisik Mahdi pada kami, matanya sengaja dijuling-julingkan dan suaranya
sungguh lirih—mungkin maksudnya agar si toke tak mendengar, hehhe...</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kami pun cepat-cepat ke arah si toke, tapi berusaha seperti pesawat
jet—suara berada di belakang gerakan. Si teke nampaknya bingung dengan gerakan
kami yang tiba-tiba. Sangat nampak dia akan menyerah. Dia sudah mundur sampai
ke sudut kamar, si toke benar-benar tersudut. Tangan kami sudah terbuka semua,
siap menerkamnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Tiba-tiba (malas sebenarnya menggunakan kata ini, tapi bingung juga
memikirkan kalimat lainnya).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Booooooo”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Konsentrasi kami langsung hilang, menguap pergi entah ke mana. Kesempitan
ini dipergunakan si toke dengan sebaik-baiknya, dia meloncat dari satu karpet
ke karpet lainnya—bahkan masih sempat bergerak menyerang Mahdi. Mahdi yang
merasa dipecundangi berusaha menguber, namun apa daya Mahdi seorang menghadapi
kelincahan si toke.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Abooooo”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kami memalingkan wajah ke belakang dan terlihatlah wajah Pak Bas yang terus
menggeleng-geleng mirip bintang filem india. Aku dan Andi membiarkan Mahdi yang
masih terus penasaran dengan toke.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Mahdi !!!!!”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Bentakan Pak Bas sukses menarik perhatian Mahdi dan mengagetkan kami. Mahdi
melongo memandangi Pak Bas. Menurut yang kudengar dari Andi, Mahdi anak
satu-satunya yang sangat dimanja orang tuanya. Kalau di kampung, nyamuk saja
akan diusir satu-satu jika hinggap di badan Mahdi. Lha, di sini malah Mahdi
dapat bentakan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Sudahlah, jangan kau pikir lagi teke itu. Jika kau mengejarnya sekarang,
tenaganya sudah ratusan kali lipat, pikirannya pun lebih dahsyat—dia bisa
bersembunyi di mana saja kalau kau mengubernya sekarang. Tapi yakinlah,
sepandai-pandainya teke meloncat, suatu saat akan jatuh juga. Nah, pada saat
itulah giliran kau menangkapnya dengan mudah. Dan itu akan baik bagi kau karena
pasti dia sudah besar, harganya sudah tinggi. Kalau sekarang, kau masih harus
memeliharanya. Kalau salah memelihara, bisa-bisa dia mati. Jadi ikhlaskanlah
dia pergi, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ta’ iya</i>,” nasehat Pak Bas
sambil menepuk pundak Mahdi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kami semua menunduk mendengar nasehat Pak Bas, Mahdi bahkan sampai
menghirup ingus—mungkin dia menangis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Sekarang waktunya kita berbuat untuk akherat, kalau akherat beres pasti
dunia akan ikut. Ayo angkat karpet-karpet itu, hari raya Idil Adha tak mungkin
di tunda!”</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-77603932627029467022013-07-13T04:20:00.001-07:002013-07-19T04:34:52.277-07:00Akibat Terlalu Banyak Bicara<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKBz6Od67saMisLL5OYi8YUQncajhYX0OxLrz__83JSMYznOcA4iKQ1ZL5s3Ilb3Mbl3RfJ_Ns0ycurq_9KXahT1-xnjiu3sIOEhvBaN4EqYtPADs2vGbyLncwgqy8tC08qNdqQzXscoo/s1600/TomKur-5.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKBz6Od67saMisLL5OYi8YUQncajhYX0OxLrz__83JSMYznOcA4iKQ1ZL5s3Ilb3Mbl3RfJ_Ns0ycurq_9KXahT1-xnjiu3sIOEhvBaN4EqYtPADs2vGbyLncwgqy8tC08qNdqQzXscoo/s320/TomKur-5.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">"Tanya si Mas dulu apa wanita hamil boleh berkurban<br />
juga tanya sama si mas apa dia sudah punya anak"<br />
(foto: google)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kurang H-1 lebaran. Mau tak mau harus aku akui betapa luar biasanya perumahan
elit ini. Di sini tempat para mantan pejabat, pejabat, bakal pejabat, pengusaha,
akademisi. Mereka bercampur baur. Namun luar biasa semangat keagamaannya.
Selain jamaah di sholat lima waktu cukup banyak, juga semangat mereka
menjalankan perintah Allah lainnya luar biasa tinggi, termasuk dalam menunaikan
kewajiban qurban.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Kambing datang sejak pagi bagai tiada henti. Sampai sore, sudah 63 dalam
hitungan. Bahkan sampai malam masih ada juga yang datang sehingga jumlah
kambing mencapai 67 ekor. Sapi yang memang diinstruksikan untuk diantar sore
hari di h-1 karena tak ada yang ditugaskan untuk mencari makan sapi-sapi itu, semua
berjumlah sepuluh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span><br />
<a name='more'></a><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Di kampungku, terdapat lebih dari 5 ribu warga. Tapi yang terkumpulkan tak
sebanyak diperumahan yang penghuni tetapnya tak sampai seribu orang ini. Lebih
luar biasa lagi ketika seorang ibu muda nan cantik datang yang sedang hamil tua
datang bersama suaminya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Mohon maaf, Mas. Numpang nanya,”
kata ibu muda itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Oh, mohon maaf juga, Mbak. Saya orang baru di sini,” saya ingin mengatakan
itu tapi keder juga melihat suaminya. “Iya, ada apa ya, Mbak?” itu pertanyaan
yang keluar dari mulut saya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Kalau sedang hamil seperti saya, bisa nggak ya memberikan hewan qurban?”
tanyanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Oh itu,” kata saya sambil manggut-manggut dan memegang jenggot. “Dalilnya
saya tak tahu pasti, Mbak, Mas. Tapi Insya Allah bisa ko’ sepenjang Mbak sama
Masnya sanggup dan ikhlas,” lanjut saya seperti da’i saja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Insya Allah sanggup dan ikhlas ko’, Mas. Bahkan kambingnya sudah
disiapkan,” katanya dan menyuruh suaminya mengambil kambing itu. Suaminya pun
nurut, entah sayang pada isteri yang sedang hamil tua atau karena Suami Sien
Isteri alias SUSIS seperti lagunya Sule’ alias Sutisna alias Entis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Makasih buanget lho, Mas, atas penjelasannya. Soalnya suami saya agak
takut akan ada apa-apa dengan kandungan saya kalau kami memberikan qurban untuk
disembelih,” kata ibu muda itu sambil duduk disamping saya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Tawakal saja, Mbak. Niat Mbak sama Masnya kan baik, Insya Allah Tuhan akan
membalasnya dengan kebaikan juga,” kata saya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Benar, Mas. Insya Allah demikian,” sambutnya lembut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Lagi pula, biasanya keinginan kuat dari ibu juga merupakan keinginan anak.
Dan di tempat saya, kata orang-orang tua, keinginan ibu harus dituruti agar
anaknya tidak ileran. Makanya suami biasanya pontang-panting mencari yang
diminta isteri. Untung kalau di kota besar begini yang semuanya tinggal ditanya
berapa duitnya. Lha, kalau macam di kota kecil seperti tempatku, repot juga,” kataku
seperti sudah berpengalaman saja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Di sini juga kepercayaannya begitu, Mas. Tapi saya tidak yakin...”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Pembicaraan kami mengalir bagai air. Sampai akhirnya…</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Masnya sudah punya anak berapa,” tanya ibu muda itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Tarrrrrrrr.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Seperti petir di siang bolong, padahal angin kencang telah membawa lari
awan hitam. Aku benar-benar kaget dan bingung, Lha, bagaimanapu tidak bingung,
wong calon isteri saja belum dapat kok malah ditanya soal anak. Aku terdiam
sejenak sambil mempersalahkan mulut yang sudah banyak mengumbar kata.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Aku sudah akan berterus terang namun suaminya menyelamatkan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Wah, besar sekali kambingnya,” kata saya. “Saya bantu suami Mbak dulu ya,”
saya pamit dan berlari ke arah suami ibu muda itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">Setelah urusan administrasi selesai, pasutri itupun pulang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="direction: ltr; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 14.2pt; unicode-bidi: embed;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;">“Sampaikan salam sama anak-anaknya Mas, ya,” kata ibu muda itu yang hanya
kusambut dengan anggukan.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-81335401161992079052013-07-11T03:52:00.001-07:002013-07-19T04:35:39.094-07:00Dari Puasa ke Puasya<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgNhigXiwXGHGeyC0RkYgPNdbjyAG2VvSRJORKodSopX9_9U65YZTt6s71QqIqSJJbxHZLQbIIFj_F2nxzKT76ZgXaT34lclRNLlvdmGJZGXkO7_jqG6W2r6nqFbSxdToSYM6zPVN3H_M/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgNhigXiwXGHGeyC0RkYgPNdbjyAG2VvSRJORKodSopX9_9U65YZTt6s71QqIqSJJbxHZLQbIIFj_F2nxzKT76ZgXaT34lclRNLlvdmGJZGXkO7_jqG6W2r6nqFbSxdToSYM6zPVN3H_M/s1600/images.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Makanan sebanyak ini harus dihabiskan<br />
saat berbuka? (Foto : Google)</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
</div>
GIMANA PUASYANYA?<br />
<br />
PUASYA?<br />
<br />
Kalau PUASA aku
sangat mengerti, minimal artinya menahan lapar dan dahaga serta
perbuatan lain bagi yang sudah punya pendamping dan di siang hari. Tapi
PUASA YA? Apa yang mau dipuaskan dalam ramadhan?<br />
<br />
Kawan
yang meng-sms bukanlah ustaz, jauh dari kesan seorang filosof, maupun
sufi. Dia hanya teman bergurau dengan gurauan-gurauan yang terkadang
susah dinalar. Untung dia sama denganku, muslim. Kalau tidak, bisa
kutafsirkan pelecehan. Aku agak dongkol dan bingung menjawab sms itu,
maka kudiamkan saja.<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
Namun makin kudiamkan, semakin membuat pikiranku berjalan. Mungkin dia salah ketik, tapi kesalahan yang memunculkan perenungan.<br />
<br />
Tadi malam aku makan <i>manuk pinogiot</i> untuk bersahur plus <i>santan yondog </i>plus
lain-lain. Untuk berbuka, aku telah membeli segala kue dan minuman
dengan niat hendak membalas dendam waktu siang. Apa benar aku puasa? Apa
bukan di bulan ramadhan ini aku memuas-muaskan nafsu makanku? Terlebih
ada tambahan dalam memuaskan mata saat ke lapak ramadhan tadi.<br />
<br />
Ah,
akhirnya kutemukan diriku hanya sekedar mengalihkan waktu makan dari
siang ke malam. Dengan menu yang sekarang lebih beragam.<br />
<br />
SMS
itu benar, aku sedang tidak menjalani puasa tapi puas ya. Tapi ini akan
coba kujalani terus sambil berusaha memperbaiki diri, sekemampuanku.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3816507053275184210.post-18285756779870011782013-07-10T10:39:00.002-07:002013-07-19T04:36:16.741-07:00Siksa di Hari Pertama (1)<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbdFwjqB60b4k_3BlpybjPCNo6gW6tI3xYmZROhjxcDsK5fgUbcvEjKPD4HPbh9YHt5yvTRZ6xf3K4ZevJSMULeEroEzGxPOJbXNMiLpWFkjWGlq012J_9kT0tnoQ0tmxTeo92dMvblOM/s1600/puasa.gif" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbdFwjqB60b4k_3BlpybjPCNo6gW6tI3xYmZROhjxcDsK5fgUbcvEjKPD4HPbh9YHt5yvTRZ6xf3K4ZevJSMULeEroEzGxPOJbXNMiLpWFkjWGlq012J_9kT0tnoQ0tmxTeo92dMvblOM/s200/puasa.gif" width="178" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto : Google</td></tr>
</tbody></table>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
</w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<!--[if !mso]><img src="//img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" />
<style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";}
</style>
<![endif]-->Hari pertama
dan hari terakhir, itu persoalan yang selalu muncul ketika ramadhan. Kalau hari
pertama yang jadi persoalan, pasti akan bermasalah dalam penentuan hari
lebaran. Organisasi ke-Islam-an jarang bersepakat pada persoalan seperti ini.
Wajarlah. Untuk urusan keduniaan mungkin bisalah kita terapkan demokrasi, tapi
demokrasi tak mungkin diterapkan dalam urusan ke-Tuhan-an seperti ini.
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kalau
demokrasi diterapkan juga dalam urusan ke-Tuhan-an, bisa jadi akan muncul
perdebatan tentang system demokrasi yang tepat. Jika system demokrasi yang kita
terapkan sekarang ini diberlakukan maka harus di bentuk Komisi Pemilihan,
Panwas, Mahkamah yang akan menyidangkan sengketa, dan lain-lain. Berikutnya
akan ada kampanye baik kampanye dialogis maupun pengerahan massa.
Ketika malam menjelang hari pemilihan, akan ada serangan fajar—kemungkinan juga
akan terjadi serangan untuk menggolputkan sehingga suara lawan akan berkurang.
Jika belum yakin akan menang walau sudah melakukan serangan fajar, akan diteruskan
dengan serangan siang ketika para pemilih sudah ke tempat pemungutan suara.
Walhasil, ujung-ujungnya uang yang akan menang. Lha, urusan ke-Tuhan-an kok ya
memenangkan uang? Ini jelas sangat tidak seru tapi sudah saru!</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
<a name='more'></a>Jadi,
sebenarnya sudah tepat dikatakan bahwa urusan ke-Tuhan-an itu urusan keyakinan.
Logika jelas sangat dibutuhkan karena itulah yang membedakan manusia dan hewan,
tapi logika tak bisa dijadikan tumpuan utama untuk menguraikan berbagai
persoalan yang terkait hubungan manusia dan Tuhan. Berbagai perbedaan, baik
antara pemeluk agama maupun antara golongan-golongan di suatu agama sebaiknya
kita terima sebagai bagian dari rahmat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Namun
beginilah manusia. Setiap perbedaan pasti akan memunculkan diskusi yang
berlarut-larut, terlebih pada perbedaan antar golongan di dalam suatu agama.
Saling tuding akan terjadi, debat ilmiah sampai ke debat kusir tak bisa
dihindari.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Aku jelas
sudah malas berdebat, tapi menarik juga mencari tahu apa simpulan sementara
setiap tahunnya. Termasuk untuk ramadhan tahun 2013 ini. Di kalender disebutkan
lebaran 8-9 Agustus, artinya 29-30 hari sebelumnya puasa ramadhan sudah
dimulai.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nongonu mo hari raya tanggal 8-9 yo mopuasa
mulaion bi’ tanggal 10</i>?” tanya adikku.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
“Bulan Juli
itu kan sampai tanggal 31, kalau puasanya juga dimulai tanggal 8 atau 9 berarti
kita puasa 30 sampai 31 hari. Padahal kan
hanya 29 sampai 30 hari,” jawabku dan langsung melengos pergi, malas memberikan
penjelasan berlebihan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Lagi pula, mengapa
perhitungannya dimulai dari lebaran, pastilah sudah mulai terpikir kue serta
baju baru padahal puasanya saja belum dimulai. Dari pada berdiskusi melahirkan
kisaran belanja dan berapa saya harus menyumbang, lebih baik pergi saja, hahah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Aku tetap
memasang mata dan telinga persoalan awal puasa ini walau malas berdebat.<b> (1)</b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/17906354588206380864noreply@blogger.com0