gambar : googel |
Saya katakan masa Punu' melegenda karena pada ini cukup
banyak hal yang luar biasa. Wilayah kekuasaannya yang mencapai Maadon atau
Manarow atau Lembe atau Wenang yang sekarang disebut Manado
setelah Punu' Damopolii menaklukan Bobentehu yang berkuasa di sana.
Sistemnya yang demokratis karena Kinalang atau Punu' dipilih oleh para pemimpin
wilayah yang dijuluki Bogani walau yang dipilih harus tetap dari turunan
Mokodoludut. Pemimpin demikian disegani, disayangi dan dihormati rakyatnya;
sampai-sampai meninggalnya diadakan upacara duka selama 7 hari dan 7 malam yang
dimulai sejak masa Damopolii--upacara ini disebut mongalang dan orang yang
diupacarai disebut Kinalang sehingga Damopolii disebut juga 'Ki Damopolii inta
ki Kinalang'. Terciptanya sumpah Paloko-Kinalang atau antara Penguasa dan
Rakyat yang menurut saya menjadi penjamin bahwa kedua pihak sama-sama ingin
pembangunan untuk semua.
Punu' Sebagai Sahabat
Punu' disebut juga tompunu'on yang berarti 'dipangku'. Kata
ini mempunyai kedalaman makna yang luar biasa. Seorang yang telah dipangku
berarti seorang yang mempunyai kedekatan karena tidak mungkin kita sembarangan
memangku siapapun dan karena dekat maka kita pasti akan menyayanginya. Walau
dekat dan kita menyayanginya namun kita juga punya keseganan terhadapnya. Punu'
nyaris sama dengan sahabat karib yang kita sayangi sekaligus segani. Karena
kita menyayangi dan segan maka seorang Punu' akan menyediakan dirinya untuk
melayani, membela, mengayomi dan memajukan taraf kehidupan kita. Seorang Punu'
menyadari bahwa tanpa melakukan hal-hal itu tak akan ada yang bersedia
monompunu' atau memangku atau menjadikan dia Punu'.
Karena Punu' menyatu dengan rakyat yang oleh Tadohe
diabadikan dalam sumpah Palok-Kinalang maka keberadaan wilayah ke-Punu'-an
diakui sampai di luar. Tentang hal ini, kita serahkan dulu pada orang luar
untuk menilai masa lalu kita.
Bagaimana Sekarang?
Sebagai penutup, mari kita sama-sama kaji situasi aktual.
Sistem yang berlaku sekarang sesungguhnya demokrasi yang luar biasa terbuka
dibandingkan masa Punu'. Di masa Punu', yang bisa menjadi Punu' hanya keturunan
dari Mokodoludut yang dipilih oleh para pemimpin wilayah pilihan rakyat yang
disebut Bogani. Sistem ini bahkan lebih tertutup dibandingkan pemilihan
pemimpin di masa Orde Baru di mana yang dipilih rakyat bisa siapa saja melalui
wakil-wakilnya di lembaga legislatif.
Sedangkan saat ini, legislator dan pucuk pimpinan birokrasi sama-sama dipilih
oleh rakyat.
Namun semakin terbukanya demokrasi ternyata bukan jaminan
perikehidupan masyarakat akan lebih baik, pun tidak menjamin daerah akan
semakin kokoh dan diperhitungkan di luar. Bahkan tidak mampu mengangkat daerah
sehingga minimal bisa dikenal di luar. Dari sini saya memandang belum ada yang
setingkat Punu'.
Walau demikian, harapan itu tetap ada karena para birokrat
dan politisi akan berganti. Dan semoga yang menggantikan bisa menjadi seperti
Punu’. (Anuar Syukur, owner RUMAH
DINANGOI—tempat diskusi dan kuliner SERBA MONGONDOW)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar